Menonton film kartun Spongebob Squarepants adalah pelengkap
rutinitas saya sebagai ibu rumah tangga. Telinga saya sudah akrab dengan suara “Hai,
Spongebob!”, “Hai, Patrick! Apa kabar?”. Juga dengan suara sinis khas
Squidward, atau aksen berat Tuan Crab. Kadang-kadang saya hafal setiap detil
ceritanya, karena satu cerita bisa ditayangkan berulang-ulang dalam jangka
waktu yang tidak bisa dibilang lama. Pun dengan episode yang ‘rambut palsu’,
saya lupa judulnya.
Ceritanya begini:
Suatu hari rombongan artis lewat Bikini Bottom, lalu rambut
palsu aksesoris mereka terjatuh dan melayang-layang hingga ditemukan oleh
Spongebob. Tahu kan, kalau di film kartun ceritanya pasti dibikin dramatis…dan
berlebihan alias lebbay. Singkat cerita
Spongebob pun menyukai rambut palsu itu lalu memakainya. Dia memamerkannya ke
semua penghuni Bikini Bottom, termasuk ke Squidward. Dan… seperti biasa kalimat
kritikan yang sinis keluar dari mulut Squidward. Begitu seterusnya..hingga
semua penghuni Bikini Bottom tak terkecuali
Tuan Crab mencaci maki [rambut palsu] Spongebob.
Setiap Spongebob lewat dengan mengenakan rambut palsu, hanya cacian, makian,serta ejekan yang dia terima. Hahahaha kalau di film kartun pasti begini yang harus Anda bayangkan. Spongebob pake rambut palsu, suara riuh. Rambut palsu dicopot, suara senyap. Dipake, riuh.. Dicopot, sunyi senyap. Dasar kartun..
Setiap Spongebob lewat dengan mengenakan rambut palsu, hanya cacian, makian,serta ejekan yang dia terima. Hahahaha kalau di film kartun pasti begini yang harus Anda bayangkan. Spongebob pake rambut palsu, suara riuh. Rambut palsu dicopot, suara senyap. Dipake, riuh.. Dicopot, sunyi senyap. Dasar kartun..
Hingga akhirnya Spongebob tidak kuat menahan semua ejekan, lalu
rambut palsu dia buang. Tetapi apa yang terjadi? Keesokan harinya dia menjumpai
seseorang (hehehe agak garing kalo saya bilang seseikan –secara penghuni Bikini
Bottom kebanyakan ikan- ) yang memakai rambut palsu mirip miliknya yang
sayangnya sudah dia buang. Dan…ternyata tidak cuma satu, dua, atau tiga …Wowww,
semua penghuni Bikini Bottom akhirnya memakai rambut palsu (termasuk
Squidward!). Kini justru sebaliknya, Spongebob satu-satunya penghuni Bikini
Bottom yang tampil tanpa rambut palsu. Mereka dengan bangga saling memamerkan, ketawa-ketawa
seolah-olah rambut palsu adalah hal yang dijunjung tinggi, dan bukan barang
caci maki. Menjilat ludah sendiri? Ah, peribahasa ini bisa menurunkan nafsu
makan Anda yang membaca..
Seperti itulah kehidupan ini bukan? Di saat seseorang
melakukan hal yang “aneh”, semua orang mengkritik habis-habisan. Mungkin kita
pernah berada di pihak yang dikritik atau justru yang mengkritik.
Bayangkan perasaan spongebob ketika dia habis-habisan dikritik,
lalu mendapati apa yang dirintisnya menjadi tren baru, dan dia dilupakan! Rambut
palsu yang pertama pun sudah dibuang ke tempat sampah. J a d i s a m p a h.
Lalu jahatkah mereka? YA, kalau memakai rambut palsu
dikategorikan sebagai kejahatan. Sayangnya tidak begitu. Lho kan mereka sudah mengkritik dan mencaci maki? Sorii bro, di
Bikini Bottom setahu saya nggak ada tuntutan atas dasar pasal pencemaran nama
baik, pasal pencurian hak cipta dan kreatifitas, dan pasal-pasal tuntutan lain.
Jadi?
Ya sudahlah..
Makanya cukup saja jadi pelajaran bagi kita, biar saja
Spongebob merana toh itu hanya di film kartun. Biar saja rambut palsu menjadi
tren baru di Bikini Bottom, toh saya nggak ikut-ikutan.
Mungkin ada saatnya kita perlu mengkritik, tapi dengan ketajaman otak bukan ketajaman mulut.
Ada juga saatnya kita harus “bebal” terhadap kritikan, jika
kritikan itu bukan membangun, hanya sekedar menjatuhkan.
ARE U READY?????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar