Minggu, 05 Februari 2012

Spongebob, Rambut Palsu dan Tren Baru


Menonton film kartun Spongebob Squarepants adalah pelengkap rutinitas saya sebagai ibu rumah tangga. Telinga saya sudah akrab dengan suara “Hai, Spongebob!”, “Hai, Patrick! Apa kabar?”. Juga dengan suara sinis khas Squidward, atau aksen berat Tuan Crab. Kadang-kadang saya hafal setiap detil ceritanya, karena satu cerita bisa ditayangkan berulang-ulang dalam jangka waktu yang tidak bisa dibilang lama. Pun dengan episode yang ‘rambut palsu’, saya lupa judulnya.
Ceritanya begini:
Suatu hari rombongan artis lewat Bikini Bottom, lalu rambut palsu aksesoris mereka terjatuh dan melayang-layang hingga ditemukan oleh Spongebob. Tahu kan, kalau di film kartun ceritanya pasti dibikin dramatis…dan berlebihan alias lebbay. Singkat  cerita Spongebob pun menyukai rambut palsu itu lalu memakainya. Dia memamerkannya ke semua penghuni Bikini Bottom, termasuk ke Squidward. Dan… seperti biasa kalimat kritikan yang sinis keluar dari mulut Squidward. Begitu seterusnya..hingga semua penghuni Bikini Bottom  tak terkecuali Tuan Crab mencaci maki [rambut palsu] Spongebob.
Setiap Spongebob lewat dengan mengenakan rambut palsu, hanya cacian, makian,serta  ejekan yang dia terima. Hahahaha kalau di film kartun pasti begini yang harus Anda bayangkan. Spongebob pake rambut palsu, suara riuh. Rambut palsu dicopot, suara senyap. Dipake, riuh.. Dicopot, sunyi senyap. Dasar kartun..
Hingga akhirnya Spongebob tidak kuat menahan semua ejekan, lalu rambut palsu dia buang. Tetapi apa yang terjadi? Keesokan harinya dia menjumpai seseorang (hehehe agak garing kalo saya bilang seseikan –secara penghuni Bikini Bottom kebanyakan ikan- ) yang memakai rambut palsu mirip miliknya yang sayangnya sudah dia buang. Dan…ternyata tidak cuma satu, dua, atau tiga …Wowww, semua penghuni Bikini Bottom akhirnya memakai rambut palsu (termasuk Squidward!). Kini justru sebaliknya, Spongebob satu-satunya penghuni Bikini Bottom yang tampil tanpa rambut palsu. Mereka dengan bangga saling memamerkan, ketawa-ketawa seolah-olah rambut palsu adalah hal yang dijunjung tinggi, dan bukan barang caci maki. Menjilat ludah sendiri? Ah, peribahasa ini bisa menurunkan nafsu makan Anda yang membaca..
Seperti itulah kehidupan ini bukan? Di saat seseorang melakukan hal yang “aneh”, semua orang mengkritik habis-habisan. Mungkin kita pernah berada di pihak yang dikritik atau justru yang mengkritik.
Bayangkan perasaan spongebob ketika dia habis-habisan dikritik, lalu mendapati apa yang dirintisnya menjadi tren baru, dan dia dilupakan! Rambut palsu yang pertama pun sudah dibuang ke tempat sampah. J a d i   s a m p a h.
Lalu jahatkah mereka? YA, kalau memakai rambut palsu dikategorikan sebagai kejahatan. Sayangnya tidak begitu. Lho kan mereka sudah  mengkritik dan mencaci maki? Sorii bro, di Bikini Bottom setahu saya nggak ada tuntutan atas dasar pasal pencemaran nama baik, pasal pencurian hak cipta dan kreatifitas, dan pasal-pasal tuntutan lain. Jadi?
Ya sudahlah..
Makanya cukup saja jadi pelajaran bagi kita, biar saja Spongebob merana toh itu hanya di film kartun. Biar saja rambut palsu menjadi tren baru di Bikini Bottom, toh saya nggak ikut-ikutan.
Mungkin ada saatnya kita perlu mengkritik, tapi dengan ketajaman otak bukan ketajaman mulut.
Ada juga saatnya kita harus “bebal” terhadap kritikan, jika kritikan itu bukan membangun, hanya sekedar  menjatuhkan.  
ARE U READY?????

Tidak ada komentar: