melukis air mata
di lekuk pipimu yang tabah
seperti menyusuri lorong kelam
terjal dan berliku
takut mewujud
cekam menggayut
alangkah
getir sungai mengalir
dalam merah darahmu
demi Tuhan!
biarkan jemari mengusap pedih
biarkan mata membuka pekat
hingga tirai tersingkap
dan kulukis kisah cerah
di bola matamu yang indah
melukis air mata
di lembar paling ujung
kita
di antara merapi menggelegak
kuingin jiwamu tegak
menopang kisah meretak
(mh, 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar