Jumat, 03 Februari 2012

Oh, gombal...

Pagi yang indah. Seindah wajah-wajah cantik pemain sinetron layar kaca. Jojo masih terpaku di ruang kamarnya, berteman seonggok komputer butut yang mendendangkan lagu-lagu cinta. Jojo, nama sebenarnya sih Paijo..berhubung tinggal di kota yach geser-geser nama dikitlah biar keliatan keren. Alaaahh, nama keren tampang pas-pasan, pas banget buat cetakan sablon mangkok bakso. Itulah hidup di kota, bung… biar bisa tetap eksis, terutama eksis godain mahasiswi-mahasiswi yang kost di seberang rumah.
            Sementara rambut masih acak-acakan, anak SMA itu sibuk bernyanyi-nyanyi. Sesekali sambil bergaya ala gitaris band. Lalu vokalis band , trus drummernya, ganti lagi gaya ala penonton.
            Akulah arjunaaaaa
            Yang mencari cinta
            Duhai wanita cintailah akuuuuu
            “Gombaaaallll!!” tiba-tiba terdengar nyaring teriakan seseorang. Dari ciri-cirinya kayaknya suara cewek cantik.

Aduuh, ganggu konsentrasi aja neh orang, batin Jojo kesal. Mending ganti lagu lain. Bon Jovi ah…            …..
            Always.. I’ll be there since the star don’t’t shine
“Gombal deh ahh..” suara nyaring nan centil seperti tak asing. Jojo curiga itu suara pembantu sebelah rumah.
Ganti lagi.
….
Ku bagai biola yang tak berdawai bila tak kau lengkapi
            Aku mohon engkau tinggal di sini
            “Gombal mukiyoooo!” ada yang berteriak lagi. Logat jawa dengan aksen medoknya. Ah, mirip suara mbak jamu. Jojo mulai merasa tidak nyaman.Sekali lagi dia ganti lagu.
            Bapak-bapak ibu-ibu siapa yang punya anak
            Bilang aku..
             “Jojoooo!” kali ini dia tahu siapa yang berteriak. Emak.
            “Iya, Mak.” sahut Jojo. Tadinya dia sempat berpikir untuk mengganti nama panggilan Emak menjadi Mama atau Mami atau Mom biar keren, seperti orang kota pada umumnya. Berhubung situasi dan kondisi, tetap panggil Emak saja. Lagian bagi Jojo, Love Emak Forever adalah semboyan hidupnya. Sekali Emak tetap Emak, merdeka!!
            “Ada apa, Mak?” tanyanya. Jojo menghampiri Emak yang berdiri di beranda. Tanpa menyahut, Emak menunjuk ke halaman. Ya Tuhan, tumpukan apa ini? Semakin dekat semakin jelas bahwa itu adalah tumpukan kain usang alias gombal. Alamakkkk, banyaknya! Ada yang kumal, ada yang robek, ada juga yang seperti bekas dipake ngelap.
            “Tadi Emak dengar ada riuh suara cewek-cewek di depan rumah kita.” ujar Emak pelan. Sementara Jojo hanya termenung melihat tumpukan gombal di depannya.

            Bapak-bapak ibu-ibu siapa yang punya anak bilang aku
            Aku yang tengah malu karna tak laku-laku…