Selasa, 28 Februari 2012

Galau Melloww


Itu suara kucing kan? “melloowww”, kucing yang lagi galau. Hahahha.

Suer deh, kadang-kadang ada masanya saya ngalami galau yang mellow. Nggak jelas sebabnya, tiba-tiba seneng dengerin lagu-lagu yang sendu, mendayu-dayu dan menguras kantong eh air mata. Halaah, kalo cuma nguras air mata sih gak usah repot, sambil masak, iris-iris bawang juga bisa nangis bombay.

Mudah-mudahan ini bukan kelainan, tapi sesuatu yang wajar.

Seandainya mbah saya pernah mewanti-wanti untuk mewaspadai setiap hari weton, untuk menolak gala..u dan melowpetaka, maka saya harus menghindari hari Senin Kliwon.

Malas


Parah banget nget nget, hari gini apa-apa serba ngandalin orang lain (baca:suami, karena yang siaga adalah suami). Kemana-mana nebeng alias mbonceng, atau duduk manis di sebelahnya. Boro-boro mau jeng-jeng sndiri, bawa motor kagak berani. Nyetir juga masih meraba-raba. Parah.

Minggu, 26 Februari 2012

Ketika Belanja di Pasar


Rutinitas hari Sabtu pagi susah sekali dilakukan tanpa pergi ke pasar. Pasar yang saya maksud adalah pasar pekan, adanya cuma di hari Selasa dan Sabtu. Maklumlah di kampung, masih mengandalkan pasar tradisional untuk memenuhi kebutuhan dapur. Mostly I like it.. Kalau beruntung saya bisa mendapatkan ikan, udang, sayur, buah yang segar dengan harga bersahabat. Selain itu kan bisa membantu pergerakan perekonomian masyarakat bawah. Hehehe, buat yang jarang ke pasar tradisional patutnya mencoba, yah sekalian melihat-lihat atau merasakan sensasi yang berbeda (halaaahhh).

Sabtu, 25 Februari 2012

Saya yang [pura-puranya] Sedang Berfilosofi ANU


Mungkin Anda seperti saya, sering mendengar orang ngomong ‘anu’ dan bahkan sering juga ngomong ‘anu’. Di-anu dan meng-anu.
Anu adalah sesuatu yang belum pasti apa maksudnya. Saya sih bilangnya, mirip variabel dalam matematika. Entah ini persamaan model apa, tapi saya sering melihatnya.
x + y = z
Sebagai orang nyleneh saya biasa menyebutnya sebagai “anu ditambah anu sama dengan anu”.
Butuh ketelitian dan keterampilan dalam menerjemahkan anu menjadi sesuatu. Sesuatu yang nyata dan jelas. Tidak absurd.Kalo di matematika, anu, eh variabel bisa dihitung dengan rumus, sehingga mendapatkan arti ‘anu’ yang sesungguhnya.

Nah, bagaimana kalo diterapkan di kehidupan sehari-hari? Anda pasti akan lebih merasa pusing dan garing karena ‘anu’ semakin tidak jelas, tanpa batasan spesifik, tanpa semesta pembicaraan yang pasti.

Sabtu, 11 Februari 2012

Buku : Hujan dan Fiksi yang Kuciptakan


Buku antologi cerpen ini diterbitkan Leutika Prio tahun 2011. Bercerita tentang hujan. Di dalamnya ada cerpen saya berjudul "Menanti Pelangi di Sudut Hati". Berikut adalah penggalan ceritanya:
Kasihan. Kuingat kata-kata itu sering terlontar dari mulut tetangga lewat bisik-bisik atau teguran. Oh, baru aku sadari makna di balik kata “kasihan”. Sekejap diriku seperti runtuh. Pelangi yang kemarin muncul sekilas melenyap lagi. Hatiku semakin diliputi mendung. Rumah semakin terasa suram. Tuhan, mengapa hanya sehari kami mengecap kebahagiaan kemarin?
Hidup kami serasa hancur. Semakin hampa. Melihat sosok Emak yang berlalu dari hadapan kami. Melangkah menjauh dari rumah. Menuju tepi jalan yang membawanya semakin menjauh. Di sana sudah ada seorang laki-laki separuh baya menunggu dalam mobilnya. Mungkin sebagian harapan dan kebahagiaan yang dulu sempat dipinjamkan pada kami, diambilnya kembali untuk dititipkan pada laki-laki itu.

Selasa, 07 Februari 2012

Melukis Air Mata


melukis air mata
di lekuk pipimu yang tabah
seperti menyusuri lorong kelam
terjal dan berliku

takut mewujud
cekam menggayut                  
alangkah
getir sungai mengalir
dalam merah darahmu
demi Tuhan!
biarkan jemari mengusap pedih
biarkan mata membuka pekat
hingga tirai tersingkap
dan kulukis kisah cerah
di bola matamu yang indah

melukis air mata
di lembar paling ujung
kita
di antara merapi menggelegak
kuingin jiwamu tegak
menopang kisah meretak                       


(mh, 2010)

Nyanyian Cinta



Atas nama segala cinta
kujanjikan mawar jingga penuh pesona
dalam jamuan malam yang teramat istimewa
Sebab aku adalah pemuja yang dahaga
setetes manis tegur sapa-Mu
segunung keagungan-Mu
di belantara rindu menderu

Di atas segala rupa yang mengingatkan
aku pada-Mu
Aku cemburu
pada bulan dan matahari
yang mencumbu tiada terperi
pada angin, laut, gunung, dan daun-daun
yang berbisik mesra serta anggun
Atas nama segala cinta
kususun lagi baris-baris doaku yang berserakan

(muhimmah,2002)

Sajak Sunyi


lupakan sajakku yang gelap
sudah cukup
mereguk likat dan sunyi sambat
aku ingin berlayar
menuju negeri bintang gemintang
bersama angin selembut
pori-pori musim dingin

menyusuri meander yang kering
sejenak singgah pada ruang-ruang
tanpa sekat
nafas malam menderu
berpacu dengan lidah kelu
o, betapa!
terjalnya cinta kudaki
dalam sajakku sunyi

malam ini
sebelum deru kehabisan waktu
aku ingin dzikirku
menerobos dinding waktu
bertamu pada keagungan
semesta-Mu

(Muhimmah,2010)

Senin, 06 Februari 2012

Saat Terjatuh


Ini bukan tips buat orang yang lagi jatuh cinta atau jatuh hati, tapi ini buat orang yang lagi merasa terjatuh dan terjatuh lagi (kaya lagu Peterpan :D ) Atau istilah bahasa tetangga “down”. Saya bukan motivator, bukan trainer. Saya hanya berbagi pengalaman sendiri dan dari hal-hal yang bisa saya liat di sekeliling saya.
1.       Kata orang, kehidupan itu seperti roda. Tau roda kan? Kendaraan bisa jalan kalo rodanya berputar. Apa pun yang terjadi hidup terus berjalan. Mau tidak mau. Mungkin memang ada saatnya jalan ini banyak batu sandungan, banyak kerikil tajam, banyak duri dan aral melintang… tapi siapa tau setelah melewati simpangan jalan kita justru melalui jalan yang mulus, teduh dan banyak gratisan :D

KITA

Di hatimu
kutitipkan separuh rindu
mengharu biru laksana syair syahdu
Di matamu
kulabuhkan segenap asa
nafas jiwa yang berkelana

Jika embun pagi telah pergi
daun-daun gugur
pada kerasnya batu
aku menunggu
duduk berdua kita
di taman tengah kota
sambil melukis hujan
tiada gentar
Meski langit berbayang kelam
apiku tak akan padam!


Bersamamu
ingin aku memetik senja
berkawan bintang
melengkapi kisah bulan sepenggal

_thankful for being his wife


Saat Emak Galau



Sedihnya, melihat buah hatiku berangkat ke sekolah dengan wajah tak bersemangat..
Sedihnya, melihatnya hanya terdiam kala teman-temannya bernyanyi riang….
Sedihnya, saat kutatap matanya memohon agar ditunggui hingga jam pulang
Sedihnya, ketika kutanya, “Gimana tadi di sekolah, senang?” lalu dia menjawab dengan singkat, “Kurang.”
Sedihnya, karena hampir tiap hari dia bilang tak mau pergi ke sekolah
Sedihnya, entah kemana semangat yang dulu pernah menyala-nyala
Sedihnya, melihat pandangan kecewanya
berkaca-kaca menahan air mata
Sedihnya, ketika ku tak bisa berbuat apa
selain mendengarkan keluh kesahnya
dan memeluk tubuh kecilnya


Anakku…
tak seharusnya kau menahan beban itu
bersandarlah pada rengkuh ibumu
mungkin kita bisa berbagi
karena sesungguhnya
sejuta maaf ingin kupinta darimu
atas segala pekat dan rapuh
yang tak semestinya
Andai…
bisa kuputar kembali masa-masa yang telah berlalu
kuingin tak sedikit pun terjal kudaki bersamamu
tapi, entah…
rahasia itu pasti akan terbuka
tergantikan cahaya
menerangi jalan menuju mimpimu yang indah
Jangan pernah menyerah meski dunia kadang tak ramah
Kepakkan sayap terkembang
mengikuti mimpi dan teruslah terbang
meski angin tak selalu sehaluan

Anakku…
suatu saat nanti kau akan mengerti
betapa cinta ini selalu ada
untukmu
sekarang, esok, dan selamanya…


_catatan emak di 02/2011

Minggu, 05 Februari 2012

Spongebob, Rambut Palsu dan Tren Baru


Menonton film kartun Spongebob Squarepants adalah pelengkap rutinitas saya sebagai ibu rumah tangga. Telinga saya sudah akrab dengan suara “Hai, Spongebob!”, “Hai, Patrick! Apa kabar?”. Juga dengan suara sinis khas Squidward, atau aksen berat Tuan Crab. Kadang-kadang saya hafal setiap detil ceritanya, karena satu cerita bisa ditayangkan berulang-ulang dalam jangka waktu yang tidak bisa dibilang lama. Pun dengan episode yang ‘rambut palsu’, saya lupa judulnya.
Ceritanya begini:
Suatu hari rombongan artis lewat Bikini Bottom, lalu rambut palsu aksesoris mereka terjatuh dan melayang-layang hingga ditemukan oleh Spongebob. Tahu kan, kalau di film kartun ceritanya pasti dibikin dramatis…dan berlebihan alias lebbay. Singkat  cerita Spongebob pun menyukai rambut palsu itu lalu memakainya. Dia memamerkannya ke semua penghuni Bikini Bottom, termasuk ke Squidward. Dan… seperti biasa kalimat kritikan yang sinis keluar dari mulut Squidward. Begitu seterusnya..hingga semua penghuni Bikini Bottom  tak terkecuali Tuan Crab mencaci maki [rambut palsu] Spongebob.
Setiap Spongebob lewat dengan mengenakan rambut palsu, hanya cacian, makian,serta  ejekan yang dia terima. Hahahaha kalau di film kartun pasti begini yang harus Anda bayangkan. Spongebob pake rambut palsu, suara riuh. Rambut palsu dicopot, suara senyap. Dipake, riuh.. Dicopot, sunyi senyap. Dasar kartun..
Hingga akhirnya Spongebob tidak kuat menahan semua ejekan, lalu rambut palsu dia buang. Tetapi apa yang terjadi? Keesokan harinya dia menjumpai seseorang (hehehe agak garing kalo saya bilang seseikan –secara penghuni Bikini Bottom kebanyakan ikan- ) yang memakai rambut palsu mirip miliknya yang sayangnya sudah dia buang. Dan…ternyata tidak cuma satu, dua, atau tiga …Wowww, semua penghuni Bikini Bottom akhirnya memakai rambut palsu (termasuk Squidward!). Kini justru sebaliknya, Spongebob satu-satunya penghuni Bikini Bottom yang tampil tanpa rambut palsu. Mereka dengan bangga saling memamerkan, ketawa-ketawa seolah-olah rambut palsu adalah hal yang dijunjung tinggi, dan bukan barang caci maki. Menjilat ludah sendiri? Ah, peribahasa ini bisa menurunkan nafsu makan Anda yang membaca..
Seperti itulah kehidupan ini bukan? Di saat seseorang melakukan hal yang “aneh”, semua orang mengkritik habis-habisan. Mungkin kita pernah berada di pihak yang dikritik atau justru yang mengkritik.
Bayangkan perasaan spongebob ketika dia habis-habisan dikritik, lalu mendapati apa yang dirintisnya menjadi tren baru, dan dia dilupakan! Rambut palsu yang pertama pun sudah dibuang ke tempat sampah. J a d i   s a m p a h.
Lalu jahatkah mereka? YA, kalau memakai rambut palsu dikategorikan sebagai kejahatan. Sayangnya tidak begitu. Lho kan mereka sudah  mengkritik dan mencaci maki? Sorii bro, di Bikini Bottom setahu saya nggak ada tuntutan atas dasar pasal pencemaran nama baik, pasal pencurian hak cipta dan kreatifitas, dan pasal-pasal tuntutan lain. Jadi?
Ya sudahlah..
Makanya cukup saja jadi pelajaran bagi kita, biar saja Spongebob merana toh itu hanya di film kartun. Biar saja rambut palsu menjadi tren baru di Bikini Bottom, toh saya nggak ikut-ikutan.
Mungkin ada saatnya kita perlu mengkritik, tapi dengan ketajaman otak bukan ketajaman mulut.
Ada juga saatnya kita harus “bebal” terhadap kritikan, jika kritikan itu bukan membangun, hanya sekedar  menjatuhkan.  
ARE U READY?????

Sabtu, 04 Februari 2012

Persembahan

-puisi ini dibacakan kakak saya, Ummi Salamah, di acara wisuda Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Di depan banyak orang. Saya berdiri di barisan belakang (karena gak dapet tempat duduk), sambil menahan tangis. Terharu karena kakak saya diwisuda, dan jadi kebanggaan orang tua karena didaulat membacakan pidato sebagai wakil wisudawan/wati... dan menyelipkan secarik puisi saya sebagai pembukanya. :)


Persembahan
Tuhan, terima kasih
telah meringankan langkahku di gedung ini
menghayati tahun-tahun perjuangan
orang-orang tercinta
yang setia memupuk harapan di pundak kami

Dalam gejolak negeri kami kini dipanggil
mengukir tiang harapan
berpijak di negeri ini
dan mencintainya sepenuh hati

(mh, 2002)

Mengingat Masa

Setiap aku pandang
jarum jam berlarian
aku kehilangan!
Huruf demi huruf
kata demi kata
pada naskah panjang yang harus kuselesaikan
entah kapan

Aku ingin menyimpan
lembaran usang yang tertanam
sejak kali pertama aku hadir
dalam kolaborasi cerita anak manusia
Masa berputar
Gugus berpendar
di hatiku
di hatimu
di hatinya

Seandainya masih kita teruskan
adegan percintaan jaman purba
ilustrasi kekanakan tentang dunia
atau bayangan sajak-sajak yang hilang
Mungkin,
esok menjelang tanpa kata

(mh)
-diikutkan antologi puisi Komunitas Pena Santri "Waktu,, Usia, dan Perjalanan Manusia"

Kepada Laut

Laut telah berjanji
mengantarkan ombak padaku
Di sini.
Bersama kapal-kapal bermuatan cinta
Dan, burung-burung camar yang rindu
hamparan pasir putih di hatiku

itulah sejumput episode lalu
saat air mata mengaliri sungai jiwaku
sebagai meander doa-doa yang tabah.
Meski laut berderak-derak. Dan langit membisu

Dalam haru aku masih termangu.
Merangkai kesabaran yang patah-patah
Laut hampir dekat. Tapi sungai jiwaku mengering
Di sini hanya ada angin yang Perkasa
Kutitipkan sepenggal episode dalam sampul cinta.
Kepada : LAUT
Ya, mungkin dia lupa.

(mh,1421)
-dimuat di Majalah Annida jaman baheula

Kampanye vs Pesimisme


Entah bagaimana,dan  entah sejak kapan saya senang memperhatikan iklan kampanye calon legislatif/caleg  atau pun calon kepala daerah. Meski saya termasuk yang agak pesimis dengan janji-janji yang mereka tawarkan, tapi itulah politik. Gak pernah ada matinya.. hehehe.
                Coba saja cermati iklan kampanye di sepanjang jalan yang Anda lewati, lucu-lucu garing bukan? Ada seh yang serius, tp ya..paling janji-janji doang, batin saya. Bukannya saya merendahkan mereka yang berkampanye lho yaa.. Maaf lho,tapi inilah kesan pesimis saya ketika membaca iklan kampanye ini:

Rasa yang Hilang

“Kau tahu, “ Tania terdiam sejenak. Matanya menerawang ke langit. Mencoba mencari bintang di sela-sela awan. “Dulu, pernah aku ke toko baju. Banyak baju yang indah di sana. Meski pelayan menawar-nawarkan beberapa baju untuk dipilih, entah kenapa aku tidak terlalu tertarik. Mataku hanya tertuju pada dua gaun. Yang  satu sangat indah, warnanya merah muda. Kulihat beberapa anak sebayaku mengelilingi gaun itu. Ibuku berharap aku membeli gaun itu. Tapi aku takut, uang tabunganku tidak cukup untuk membelinya. Aku juga tidak yakin gaun itu cocok untukku. Mungkin terlalu indah.”

Dia tertawa kecil. Ada sedikit kepedihan yang dia sembunyikan.

Bagaimana Orang Keren Menghadapi Masalah


#Iseng-iseng nulis beginian, daripada saya misuh-misuh gak karuan. Sedikit gokil-gokilan, hanya sekedar pendapat dari orang awam. Semoga bermanfaat  bagi yang membaca, yah minimal sedikit menghibur. Hehehehe ..

Dalam hidup ini, setiap orang pasti pernah tersandung masalah entah itu masalah sepele sekecil biji kedele, atau masalah ruwet seperti gulungan benang yang diuntel-untel. No problemo. Ora opo opo, teu nanaon.. Tidak masalah,  alias bisa diatasi, apalagi buat orang-orang keren.
Setiap orang  berhak merasa dirinya keren. Meskipun orang lain tidak menganggap diri kita keren, tidak jadi masalah. Karena tingkat kekerenan seseorang itu tidak lantas pudar hanya karena anggapan orang (yang kurang keren). Berpikirlah keren, bersikaplah keren…maka Anda sudah termasuk deretan orang-orang keren.
1.       Be positive..
Seringkali Anda di-cap oleh seseorang bahkan oleh sebagian orang dengan pernyataan-pernyataan negatif seolah-olah Anda  itu biang masalah, biang kerok dan biang-biang yang lain. Tidak masalah! Meskipun cap itu menempel di diri Anda laksana stempel Pak Camat di Kartu Keluarga, selalu berpikirlah positif mengenai diri Anda sendiri.
Siapa yang akan menghargai diri Anda, kalau Anda sendiri tidak menghargai diri Anda. Jangan terbiasa menghargai diri Anda berdasarkan pendapat orang lain. Biarkan saja orang-orang berpendapat apa saja tentang Anda. Anda adalah Anda. Dia adalah dia.
Percayalah, setiap orang adalah unik, punya tabiat dan gaya masing-masing. Mungkin Anda tidak akan bisa menghapus cap yang telanjur menempel, tapi  Anda sendiri yang akan berusaha membuat cap itu lebih indah dipandang. Kalau nasi udah jadi bubur, yah dinggal ditambah pelengkap sedap rasanya. Berlakulah biasa seperti diri Anda apa adanya, karena menuruti pendapat orang belum tentu baik untuk kesehatan jiwa Anda. Hargai diri Anda, berpikirlah positif tentang diri Anda sendiri.


2.       Keren menghadapi kritikan
Jika Anda bergaul di tengah-tengah masyarakat, apapun sikap Anda –benar atau salah- pasti mendatangkan banyak komentar. Entah komentar negative atau pun positif. Orang keren pantang berkecil hati. Jika Anda merasa perlu introspeksi, segeralah introspeksi dengan pikiran dan akal sehat Anda. Pertimbangkan kritikan yang membangun, buang jauh-jauh kritikan yang hanya menjatuhkan Anda. Kritikan positif akan memperbaiki kualitas sedangkan kritikan negatif akan menjadi batu sandungan.  
Tidak perlu menuruti semua omongan orang, salah-salah nanti malah Anda terjerumus dalam masalah. Belum tentu juga jika Anda menuruti omongan orang, Anda akan bebas dari komentar. Jadi, berlaku kerenlah meski Anda dikritik habis-habisan.

3.       Semboyan orang keren.
Apa pun yang Anda lakukan selalu dinilai salah. Apa pun yang Anda ucapkan dipergunjingkan . Apa yang Anda raih diremehkan. Apa yang Anda usahakan dipandang dengan cemoohan. Apakah dunia kiamat? Tidak. Bagi orang keren, hal seperti ini sudah biasa. Resiko orang keren. Jika Anda masih merasa keren, sekali lagi Anda  pantang berkecil hati.
Biarkanlah anjing menggonggong, kucing mengeong, sapi melenguh, kambing mengembik…tapi orang keren tetap berlalu. Bukan berarti sebagai orang keren Anda jadi ndableg, bebal, atau tidak mendengar, namun sekiranya hal-hal yang berpotensi menurunkan kepercayaan diri Anda tidak perlulah Anda dengar.

4.       Cara orang keren berpikir
Siapa bilang mikir itu gak pake otak? Orang keren selalu berpikir menggunakan otak dan akal sehatnya. Jangan sekali-kali Anda menggunakan dengkul untuk berpikir. Ini akan fatal akibatnya karena bisa menurunkan kadar kekerenan Anda.
Orang yang biasa mikir pake dengkul, biasanya terlihat jelas dari ucapan dan tindak-tanduknya. Terbiasa ngawur, mementingkan diri sendiri, suka keributan, mulutnya tidak dilengkapi rem untuk mengendalikan bicara, lalu ketika timbul masalah susulan baru mikir belakangan. Nggak keren banget, kan?
Orang keren sangat dianjurkan berpikir sebab akibat, aksi reaksi, yah pokoknya mikir dululah. Meski emosi meluap di hati, lebih afdol kalo menenangkan hati dulu, sehingga masih bisa berpikir sehat.

5.       Ikhlas maann!
Tak peduli dihargai atau tidak, jika Anda sudah berlaku sebaik-baiknya, tak perlu sedu sedan itu. Sikap ikhlas akan membantu Anda memaafkan diri sendiri, memaafkan orang lain, dan memaklumi kondisi. Orang keren yang ikhlas akan tampak lebih keren.
Jika Anda ikhlas, Anda tidak akan pernah mengungkit-ungkit kebaikan/pemberian Anda meskipun Anda diperlakukan tidak semestinya. Apakah Anda akan merasa lebih baik dengan mengungkit-ungkit kebaikan Anda di masa lampau? Saya yakin tidak.  Justru akan jadi bumerang bagi Anda sendiri. Bayangkan jika orang lain melihat kebiasaan Anda seperti itu, mana ada yang mau menerima kebaikan Anda? Bagaimana jika orang lain juga melakukan hal yang sama, mengungkit semua kebaikannya pada Anda? Ruwet kan? Memang.
Makanya…ikhlas maan! Ikhlas akan membawa kebaikan dan ketenangan diri Anda.

6.       Be aware of provocator…
Berhati-hatilah terhadap provokasi yang santer berkembang di sekeliling Anda. Entah dari teman/orang dekat, atau dari musuh sekalipun. Jika orang keren terbiasa berpikir dengan otaknya, maka berpikirlah dahulu sebelum bertindak. Jangan hanya karena panas kuping dan panas hati, Anda berbuat sesuatu yang tidak keren sama sekali. Sedikit kesalahpahaman bisa berkembang seperti kebakaran hutan di musim kemarau . Cek dan ricek atau tabayyun akan menjadikan pikiran Anda terbuka. Bisa jadi juga pandangan Anda akan berubah. Mungkin selama ini Anda menganut kesalahan paradigma dalam menilai sesuatu atau seseorang.
So, jangan biarkan ‘setan’ bertepuk tangan dalam suatu perselisihan.
Nauzubillah…

7.       Ketika orang keren marah
Wajar orang keren marah. Marah membuktikan bahwa orang keren juga manusia biasa. Jika situasi memungkinkan, sebaiknya jangan marah. Orang marah cenderung  mengungkapkan kata-kata yang menyakitkan, perilaku yang kurang terkendali dan cara bicara yang tidak baik. Kalau orang keren marah, hindarilah hal-hal semacam itu. Bersabarlah… Bukan berarti rasa marah itu dipendam di hati sampai bertumpuk-tumpuk. Jangan! Lebih baik ubah cara berpikir Anda dan salurkan emosi Anda ke hal yang  positif.


Berhentilah


Berhentilah di sini untuk mendengarkan
cerita burung-burung tentang pohon yang tumbang
seakan-akan tak ada lagi pohon di dunia

Berhentilah di sini agar bisa kausaksikan
sungai-sungai berhenti mengalir hingga laut hampa
meski angin tak putus-putusnya menerjang

Berhentilah di sini dan lihatlah
ombak yang berjalan di tengah kota
meninggalkan lautnya yang bersahaja

Berhentilah di sini untuk menangiskan
ribuan keping luka yang berderet di rel kereta tua
menanti kekasihnya dari arah barat kota

Berhentilah di sini agar bisa kaurenungkan
arti sebuah jam dinding di tembok sejarah
dan poster-poster yang menghiasi langit peradaban

Berhentilah di sini dan biarkan
tangisan serigala yang mengantar tetesan darah
hingga nurani menikamnya dengan sejuta cahaya

Berhentilah di sini untuk menuliskan
lagu tentang matahari yang merekah
di cakrawala kota seribu luka

(mh)


-dimuat di Majalah Annida,lupa deh tahun berapa..yang jelas honornya lumayan buat nambah biaya nge-draft skripsi :D

Jumat, 03 Februari 2012

Gombal Lap Story

Senin…
Mengawali hari dengan berdandan rapi, pake minyak wangi, dan bergaya bak selebriti. “Selamat pagi semuaaaaa…!”
Tak sengaja di jalan bertemu dengan mahasiswi yang berparas cantik ala Nikita Willy. Suit…suit… Hemmmm, tak salah mengungkapkan perasaan yang sesungguhnya. Dia emang cantik, dia emang mempesona. Kapan snyumannya tulus tertuju untukku yang lugu. .....lututku bergetar, mataku berkaca-kaca, lidahku tak mampu bicara... Kutunggu senyumnya meski sekilas. Seandainya dia tersenyum untukku, serasa raga ini melayang memeluk bintang-bintang.

Selasa..
Aseeekkk…jam pelajaran Fisika. Gurunya  menawan dan masih muda, single pula. Aku sering dimarahi karena tak pernah memperhatikan pelajarannya. Padahal, sueeerrr bu…sumpee… aku sangat memperhatikan Anda waktu mengajar di depan kelas. Aku pun yakin sekali beliau memarahiku dengan sejuta rasa sayangnya. Karena beliau sesungguhnya kagum padaku, dan membungkusnya dengan teguran-teguran yang begitu indah. Ah, tak pernah kupahami teori-teori Fisika yang begitu rumitnya. Bagiku, lebih mudah untuk menerjemahkan senyum, langkah, dan tatapannya sebagai pelengkap hatiku yang merana. Oh, Ibu Guru….

Rabu…
Mataku menagkap sosok jelita di rumah teman sebangku. Aih…tak kusangka dia punya adik yang cantik, imut, hobi jeprat-jepret. Berjam-jam betah di sana hanya untuk menunggu si jelita lewat di hadapanku. Darahku berdesir, tatapku hampa.. Oh, dunia.. mengapa kautawarkan wanita dengan sejuta pesona. Tiap hari akan kutitip salam untuk si jelita. Tiap minggu aku akan sempatkan mampir di rumahnya… demi si jelita, jelita, jelita….
Kamis
Siraman rohani bersama aktivis rohis yang manis.   Kuingat pernah berpeluh-peluh ngontel ke rumahnya. Berbekal informasi dan hasil investigasi berhari-hari. Senyumnya, dan tatap matanya membuatku nelangsa. Seperti jauh, hendak kugapai hatinya. Seperti mimpi, berharap tutur katanya memanja padaku. Oh, cinta….

Jumat
Ada mbak jamu gendong lewat. Cihuiii… orangnya ramah, manis, dan apa adanya. Ketawanya membuatku  hampir gila. Tanganku bergetar, lidahku kelu, meski hanya untuk membayar segelas jamu. Mbak, besok datang lagi ya.. Bawakan jamu untuk hatiku yang merindu…

Sabtu
Waktunya bermalam minggu, tapi …
Waktunya pedekate, tapi …
Ah, mengapa terlalu banyak wanita yang hadir, membuatku bingung dengan berjuta pilihan. Dari pada pusing-pusing mendingan nongkrong di warung bubur kacang ijo, sambil nunggu cewek-cewek cantik lewat. Lumayan lah, berbagi sedikit senyum dan tatapan. Itu sudah membuatku melayang

Minggu
Duduk sendiri di beranda kost. Memandangi anak ibu kost yang asik menelepon pacarnya. Membuat hatiku semakin nelangsa….

*JOJO, sejuta cinta, sejuta wanita, sejuta kata-kata….*

Oh, gombal...

Pagi yang indah. Seindah wajah-wajah cantik pemain sinetron layar kaca. Jojo masih terpaku di ruang kamarnya, berteman seonggok komputer butut yang mendendangkan lagu-lagu cinta. Jojo, nama sebenarnya sih Paijo..berhubung tinggal di kota yach geser-geser nama dikitlah biar keliatan keren. Alaaahh, nama keren tampang pas-pasan, pas banget buat cetakan sablon mangkok bakso. Itulah hidup di kota, bung… biar bisa tetap eksis, terutama eksis godain mahasiswi-mahasiswi yang kost di seberang rumah.
            Sementara rambut masih acak-acakan, anak SMA itu sibuk bernyanyi-nyanyi. Sesekali sambil bergaya ala gitaris band. Lalu vokalis band , trus drummernya, ganti lagi gaya ala penonton.
            Akulah arjunaaaaa
            Yang mencari cinta
            Duhai wanita cintailah akuuuuu
            “Gombaaaallll!!” tiba-tiba terdengar nyaring teriakan seseorang. Dari ciri-cirinya kayaknya suara cewek cantik.

Aduuh, ganggu konsentrasi aja neh orang, batin Jojo kesal. Mending ganti lagu lain. Bon Jovi ah…            …..
            Always.. I’ll be there since the star don’t’t shine
“Gombal deh ahh..” suara nyaring nan centil seperti tak asing. Jojo curiga itu suara pembantu sebelah rumah.
Ganti lagi.
….
Ku bagai biola yang tak berdawai bila tak kau lengkapi
            Aku mohon engkau tinggal di sini
            “Gombal mukiyoooo!” ada yang berteriak lagi. Logat jawa dengan aksen medoknya. Ah, mirip suara mbak jamu. Jojo mulai merasa tidak nyaman.Sekali lagi dia ganti lagu.
            Bapak-bapak ibu-ibu siapa yang punya anak
            Bilang aku..
             “Jojoooo!” kali ini dia tahu siapa yang berteriak. Emak.
            “Iya, Mak.” sahut Jojo. Tadinya dia sempat berpikir untuk mengganti nama panggilan Emak menjadi Mama atau Mami atau Mom biar keren, seperti orang kota pada umumnya. Berhubung situasi dan kondisi, tetap panggil Emak saja. Lagian bagi Jojo, Love Emak Forever adalah semboyan hidupnya. Sekali Emak tetap Emak, merdeka!!
            “Ada apa, Mak?” tanyanya. Jojo menghampiri Emak yang berdiri di beranda. Tanpa menyahut, Emak menunjuk ke halaman. Ya Tuhan, tumpukan apa ini? Semakin dekat semakin jelas bahwa itu adalah tumpukan kain usang alias gombal. Alamakkkk, banyaknya! Ada yang kumal, ada yang robek, ada juga yang seperti bekas dipake ngelap.
            “Tadi Emak dengar ada riuh suara cewek-cewek di depan rumah kita.” ujar Emak pelan. Sementara Jojo hanya termenung melihat tumpukan gombal di depannya.

            Bapak-bapak ibu-ibu siapa yang punya anak bilang aku
            Aku yang tengah malu karna tak laku-laku…

Catatan Harian


Penaku bergetar pelan di atas lembar putih bisu
Kusapa ramah tiap kata yang kurangkai
Kubuka lembar kedua –masih kugoreskan pena
berona cinta dan kasih
berhias cerita-cerita
tersirat rindu menggebu
Ada tawa tertahan
bertutur kisah-kisah lama
juga tentang kepedihan
atau apa saja

Tatkala air mata terbendung
tanganku semakin gemetar
Tak tahu lagi
apa yang akan kutuliskan
di lembar berikutnya


(muhimmah)
-pernah dimuat di Majalah Annida (tahunnya lupa, yang saya ingat honornya lumayan buat nambah biaya fotokopi bahan kuliah :) )

Syair Senja


Kutuliskan sajakku pada langit memerah
yang mendongengkan kabar-kabar kematian
hingga kutemukan diriku
Sepi.

Jika awan telah berkumpul hari ini
berilah aku kesetiaan hujan pada bumi
merangkaikan nada-nada kehidupan
urat nadi tanah yang mengering

Cakrawala luruh di langit senja
kubisikkan sebait kata
Adakah Kau jawaban segala cinta


(muhimmah)
diikutkan dalam buku Antologi Puisi "Munajat Sesayat Doa", terbitan Leutika Prio tahun 2011

Pada Cermin Retak


Berkaca pada cermin retak
jiwaku serupa burung gagak
hinggap di pucuk meranggas
bercumbu dengan hujan
yang melesatkan panah kematian

O bayangan!
matiku tak ingin dihunjam dendam
meski sendiri aku
menangisi sayap terluka
di antara senyum wajah-wajah palsu
O nestapa!
Aku berlari
membentur meja-meja yang pongah
terjerembab di sudut kelam
tercekik sunyi
Kemanakah nurani?

Adakah
kuteriakkan nama kalian
sambil memaki bayangan
pada cermin retak
bersemburat darah
burung gagak yang marah

(Muhimmah)

GUNDAH


tiba-tiba
aku terdampar di sana
tempat yang jauh
kini hanya berjarak satu setengah depa
di bawah bendera merah-putih-hitam
Terpana

entah kenapa
wajahku terpampang di layar kaca
bersama ribuan kepala
dan poster-poster bergerak seperti
ombak
Gundah.


Kairo.
berjarak satu setengah depa
kucari engkau
di setiap picingan mata
Kairo.
yang jauh
tempat mimpi kau buru
bersama doa dan sejumput rindu

Nak, aku semakin renta
dimanakah…
dimanakah engkau?


(muhimmah)

Sajak Pohon Akasia


Di tepi jalan sana
sebatang pohon akasia
menawarkan cerita
tentang pucuk merona
dan tunas yang menua

Pada yang singgah
sebatang pohon akasia
berbagi kisah
tentang pokok yang rebah
dan daun-daun jatuh ke tanah

Untukmu yang berlalu
sebatang pohon akasia
tak ragu
bernyanyi sajak sendu
tentang langit kelabu
dan bumi menangis pilu

Sebatang pohon akasia
tertunduk
Langit sudah lapuk!
Kolongnya pun dijamah tak berbentuk
Biarlah mentari mendekap
agar harapan tetap
tumbuh di rahim bumi yang hangat

Sebatang pohon akasia
terdiam.
meski kau meludah
dan tertawa
di atas tanah yang berdarah
air yang terluka

Sebatang pohon akasia
terus merangkai doa
dalam sepi
hingga tanah mengubur lukanya
sendiri.



(muhimmah)