Senin…
Mengawali hari dengan berdandan rapi, pake minyak wangi, dan bergaya bak selebriti. “Selamat pagi semuaaaaa…!”
Tak sengaja di jalan bertemu dengan mahasiswi yang berparas cantik
ala Nikita Willy. Suit…suit… Hemmmm, tak salah mengungkapkan perasaan
yang sesungguhnya. Dia emang cantik, dia emang mempesona. Kapan
snyumannya tulus tertuju untukku yang lugu. .....lututku bergetar,
mataku berkaca-kaca, lidahku tak mampu bicara... Kutunggu senyumnya
meski sekilas. Seandainya dia tersenyum untukku, serasa raga ini
melayang memeluk bintang-bintang.
Selasa..
Aseeekkk…jam pelajaran Fisika. Gurunya menawan dan masih muda,
single pula. Aku sering dimarahi karena tak pernah memperhatikan
pelajarannya. Padahal, sueeerrr bu…sumpee… aku sangat memperhatikan Anda
waktu mengajar di depan kelas. Aku pun yakin sekali beliau memarahiku
dengan sejuta rasa sayangnya. Karena beliau sesungguhnya kagum padaku,
dan membungkusnya dengan teguran-teguran yang begitu indah. Ah, tak
pernah kupahami teori-teori Fisika yang begitu rumitnya. Bagiku, lebih
mudah untuk menerjemahkan senyum, langkah, dan tatapannya sebagai
pelengkap hatiku yang merana. Oh, Ibu Guru….
Rabu…
Mataku menagkap sosok jelita di rumah teman sebangku. Aih…tak
kusangka dia punya adik yang cantik, imut, hobi jeprat-jepret.
Berjam-jam betah di sana hanya untuk menunggu si jelita lewat di
hadapanku. Darahku berdesir, tatapku hampa.. Oh, dunia.. mengapa
kautawarkan wanita dengan sejuta pesona. Tiap hari akan kutitip salam
untuk si jelita. Tiap minggu aku akan sempatkan mampir di rumahnya… demi
si jelita, jelita, jelita….
Kamis…
Siraman rohani bersama aktivis rohis yang manis. Kuingat pernah
berpeluh-peluh ngontel ke rumahnya. Berbekal informasi dan hasil
investigasi berhari-hari. Senyumnya, dan tatap matanya membuatku
nelangsa. Seperti jauh, hendak kugapai hatinya. Seperti mimpi, berharap
tutur katanya memanja padaku. Oh, cinta….
Jumat…
Ada mbak jamu gendong lewat. Cihuiii… orangnya ramah, manis, dan apa
adanya. Ketawanya membuatku hampir gila. Tanganku bergetar, lidahku
kelu, meski hanya untuk membayar segelas jamu. Mbak, besok datang lagi
ya.. Bawakan jamu untuk hatiku yang merindu…
Sabtu
Waktunya bermalam minggu, tapi …
Waktunya pedekate, tapi …
Ah, mengapa terlalu banyak wanita yang hadir, membuatku bingung
dengan berjuta pilihan. Dari pada pusing-pusing mendingan nongkrong di
warung bubur kacang ijo, sambil nunggu cewek-cewek cantik lewat. Lumayan
lah, berbagi sedikit senyum dan tatapan. Itu sudah membuatku melayang
Minggu…
Duduk sendiri di beranda kost. Memandangi anak ibu kost yang asik menelepon pacarnya. Membuat hatiku semakin nelangsa….
*JOJO, sejuta cinta, sejuta wanita, sejuta kata-kata….*