Jumat, 03 Februari 2012

Gombal Lap Story

Senin…
Mengawali hari dengan berdandan rapi, pake minyak wangi, dan bergaya bak selebriti. “Selamat pagi semuaaaaa…!”
Tak sengaja di jalan bertemu dengan mahasiswi yang berparas cantik ala Nikita Willy. Suit…suit… Hemmmm, tak salah mengungkapkan perasaan yang sesungguhnya. Dia emang cantik, dia emang mempesona. Kapan snyumannya tulus tertuju untukku yang lugu. .....lututku bergetar, mataku berkaca-kaca, lidahku tak mampu bicara... Kutunggu senyumnya meski sekilas. Seandainya dia tersenyum untukku, serasa raga ini melayang memeluk bintang-bintang.

Selasa..
Aseeekkk…jam pelajaran Fisika. Gurunya  menawan dan masih muda, single pula. Aku sering dimarahi karena tak pernah memperhatikan pelajarannya. Padahal, sueeerrr bu…sumpee… aku sangat memperhatikan Anda waktu mengajar di depan kelas. Aku pun yakin sekali beliau memarahiku dengan sejuta rasa sayangnya. Karena beliau sesungguhnya kagum padaku, dan membungkusnya dengan teguran-teguran yang begitu indah. Ah, tak pernah kupahami teori-teori Fisika yang begitu rumitnya. Bagiku, lebih mudah untuk menerjemahkan senyum, langkah, dan tatapannya sebagai pelengkap hatiku yang merana. Oh, Ibu Guru….

Rabu…
Mataku menagkap sosok jelita di rumah teman sebangku. Aih…tak kusangka dia punya adik yang cantik, imut, hobi jeprat-jepret. Berjam-jam betah di sana hanya untuk menunggu si jelita lewat di hadapanku. Darahku berdesir, tatapku hampa.. Oh, dunia.. mengapa kautawarkan wanita dengan sejuta pesona. Tiap hari akan kutitip salam untuk si jelita. Tiap minggu aku akan sempatkan mampir di rumahnya… demi si jelita, jelita, jelita….
Kamis
Siraman rohani bersama aktivis rohis yang manis.   Kuingat pernah berpeluh-peluh ngontel ke rumahnya. Berbekal informasi dan hasil investigasi berhari-hari. Senyumnya, dan tatap matanya membuatku nelangsa. Seperti jauh, hendak kugapai hatinya. Seperti mimpi, berharap tutur katanya memanja padaku. Oh, cinta….

Jumat
Ada mbak jamu gendong lewat. Cihuiii… orangnya ramah, manis, dan apa adanya. Ketawanya membuatku  hampir gila. Tanganku bergetar, lidahku kelu, meski hanya untuk membayar segelas jamu. Mbak, besok datang lagi ya.. Bawakan jamu untuk hatiku yang merindu…

Sabtu
Waktunya bermalam minggu, tapi …
Waktunya pedekate, tapi …
Ah, mengapa terlalu banyak wanita yang hadir, membuatku bingung dengan berjuta pilihan. Dari pada pusing-pusing mendingan nongkrong di warung bubur kacang ijo, sambil nunggu cewek-cewek cantik lewat. Lumayan lah, berbagi sedikit senyum dan tatapan. Itu sudah membuatku melayang

Minggu
Duduk sendiri di beranda kost. Memandangi anak ibu kost yang asik menelepon pacarnya. Membuat hatiku semakin nelangsa….

*JOJO, sejuta cinta, sejuta wanita, sejuta kata-kata….*