Seorang
perempuan muda selalu duduk di pojok bangku taman. Setiap sore, tatkala sinar matahari
mulai meredup di antara celah pepohonan. Dia akan duduk bersandar, memainkan
jari jemari tangan. Kadang-kadang tatapan matanya seakan mencari-cari di
kejauhan. Wajahnya berona kecemasan. Matanya menyimpan rindu yang dalam. Rindu
itu seperti aliran air yang hendak dia tumpahkan, tapi terhalang sekat yang
tebal. Seiring waktu, air itu semakin membuncah dan deras.