Sabtu, 17 Maret 2012

Puisi Anti Galau

Sketsa

Aku adalah buih
ombak pantai putih
angin buritan menerjang
remuk aku di punggung karang


Aku hanyalah debu
hinggap di tepian perahu
datanglah badai padaku
jadikan aku sebagai deru!

 -muhimmah

#Puisi (atau apa pun namanya) ini saya tulis di buku harian sekitar sepuluh tahun yang lalu. Yah, biasalah.. menulis sesuatu untuk menyemangati diri sendiri kala diri merasa rapuh. Saat beban hidup terasa menekan sangat berat. Seperti rumus fisika, tekanan berbanding lurus dengan massa (beban) dan berbanding terbalik dengan luas permukaan. Jadi, pikir saya waktu itu beban akan terasa ringan ketika saya menyiapkan ruang hati yang luas untuk menerimanya.Lalu, mencoba mengolahnya menjadi energi untuk melompat lebih tinggi. Susah? Iya lah, siapa bilang hal itu mudah. Setidaknya saya sudah mencoba. :))

Terima kasih pada teman saya di http://ayatifadhilah.wordpress.com, yang menyimpan puisi ini bertahun-tahun lamanya. Masih utuh di selembar kertas berupa tulisan tangan lengkap dengan tanda tangan saya. Xixixixii, ternyata saya mengidap narsis sejak lama. :p Dulu sih namanya puisi anti-cemen, hahaha. Kalo sekarang, biar lebih mutakhir namanya puisi anti-galau. 

Semoga bermanfaat buat yang membaca, apapun yang terjadi, keep strong...
Bukankah angin dan ombak di laut membuat karang semakin kokoh?
dan... seperti kata PADI, tetaplah menjadi bintang di langit. Tak selalu nampak, tapi selalu ada dan tetap bersinar.


note: ngefans banget sama [lagu] PADI euuyyy... :D

Tidak ada komentar: