Jumat, 14 Agustus 2015

Tentang Sinetron Anak


Apa yang terpikir di benak kita tentang sinetron anak di tipi Indonesia? Hikhikkk kalo saya sih karena yang kebanyakan ngeliatnya seperti begitu yaaa gitu deh. Mau dibilang ilfeel, mirip-mirip gitu lah. Kenapee coba?

1. Katanya sinetron anak, tapi muatannya dewasa. Eh bukan maksudnya pemain pendukungnya orang-orang dewasa plus segambreng karakternya, tapi sinetron anak kok isinya balas dendam, intrik jahat, hiiyyyy. Nggak heran juga sering dijumpai tawa cekikikan yang cetir menyinyir khas nenek lampir atau ketawa ngakak ala raksasa jahat. "Sebaiknya kaubunuh dia secepatnya Ki Sanak! Hahahahahaha..." Hadduuuhhh, trus eike mau ngelap jidat siapa lagiii?!

2. Karakter protagonis yang terlalu baik, terlalu menye menye, terlalu melankolis, terlalu sakti dll. Yah mirip-miriplah dengan sinetron kebanyakan di negara ini. Masa dijahatin temannya masih sabar aja, minimal nangis gitu lah. Pan anak-anak...

3. Karakter antagonis yang sebaliknya, kontras banget dengan protagonis. Anak-anak berantem plus intrik jahat yang sistematis dan terstruktur *eaaaaaa*. Masa sih segitunya? Bukankah anak-anak biasanya berantem khas anak-anak yang jail-jail dikit, iseng-iseng dikit... Atau ini adalah upaya halus mengajari anak-anak untuk iseng dan nakal secara masif, sistematis, dan terstruktur? Na'uzubillah...waspadalah!!!

4. Tokoh antagonis yang mengada-ada. Setelah penonton bosan dengan trik-trik nakal tokoh antagonis yang sebaya, maka akan dimunculkan tokoh antagonis dari antah berantah. Tiba-tiba ada orang sakti tandingan. Lalu ada monster entah dari mana. Hellooo? Mirip kan sama serial sinetron yang sampe belasan gitu. Tersandung satu sampe tersandung gundukan batu. Atau sinetron sejenis. Setelah konflik mereda, dimunculkan tokoh yang tiba-tiba dibilang anak kandung sebenarnya. Atau sandal yang belasan tahun tertukar kini bersua kembali.

5. Bermuatan kata-kata kasar dan makian yang harusnya tidak pantas diucapkan oleh anak-anak. Jangan heran ketika ada pertanyaan, "Keparat itu apa sih, Mak?"
"Selingkuh itu apaan?"
Hadeehh...

6. Seringnya ada hal-hal mistis dan tidak masuk akal. Tuyul yang bisa diajak main laaahh, atau gelang ajaib buat invisible laah. Akik ajaib, boneka ajaib, bahkan mungkin upil ajaib. *weewwww*. Aduh, Nak..permasalahan hidup nggak segampang itu diselesaikan hanya dengan menjentikkan jempol kaki dan bilang 'hwarakadah'.

7. Guru yang lebay, entah kumisnya, gaya bicaranya, atau galaknya. Pun guru ngaji yang cantik versus perempuan centil berpenampilan menggoda *halaaaah*, plus konflik-konflik ala orang dewasa.

8. ....

NB. eike sih masih suka dengan sinetron kartun Upin Ipin untuk jenis impornya. Karakter beragam dan manusiawi. Konflik sederhana dengan penyelesaian yang lumayan mendidik. Biarpun bajunya itu-itu saja dan mereka tetep jadi anak Tadika yaahhh ceritanya tetep menarik buat ditonton.
Untuk produk Indonesia eike masih pegang Adit dan Sopo Jarwo. "Addiiiiittttt, bang Jarwo makin deket tuuhh."




Tidak ada komentar: