Jumat, 14 Agustus 2015

Mudik Itu Sesuatu


Mudik itu sesuatu.
Menempuh perjalanan demi sebuah tujuan, mengunjungi orang tua, saudara, kerabat, dan kawan lama. Juga menjumput sisa-sisa nostalgia di masa lampau.

Mudik itu asik. Kita bisa jalan-jalan, melihat pemandangan berbeda, makan alias numpang gratis di rumah orang tua atau saudara. Kadang-kadang dapat fasilitas uang saku dan souvenir gratis. Hahahaha tetep ada ya, udang di balik bakwan yang bikin maknyus.
Eittss...tapi, sekali lagi tapi, jangan dikira tujuan eike mudik cuman itu.

Menyenangkan keluarga, mempererat silaturahmi, mengenalkan anak pada keluarga besar kita, juga sedikit bercerita tentang masa kecil kita lewat kenangan-kenangan nostalgia. Dan yang jelas, mengajarkan pada anak-anak tentang salah satu cara kita berbakti pada orang tua, dan menyayangi saudara. Iddiihh co cuiittt...

Sejak sembilan tahun eike merantau bersama suami tercintah, ihhiirrrr, mudik menjadi salah satu agenda rutin tahunan. Yaaahh, selain agenda mengharap uang THR dan bonus lainnya.
Jangan dikira mudik itu selalu mudah, pemirsaah. Kalopun mudik dengan jarak hanya beberapa kilometer dan masih satu wilayah regional mungkin yaah bisa kali jadi agenda mingguan atau bulanan.

Mudik itu kadang sama artinya dengan naik bis berjam-jam lamanya sehingga pegel dan linu.
Mudik itu kadang berarti terkantuk-kantuk di bandara sambil menenan
gkan anak-anak yang nggak sabaran.
Mudik itu kadang artinya mabok perjalanan, hiks.

Mudik itu..
Transit di beberapa tempat sebelum ke tujuan.
Rela bangun pagi demi mengejar jam boarding.
Bersiap sabar jika pelayanan transportasi publik kurang memuaskan.

Bersiap dengan jurus seribu bujukan untuk rengekan anak-anak karena pesawat delay.
Hiksss, siap-siap juga menguras isi kantong.
Kantong kresek mak? Buat airsickness bag gitu maksudnya? Hihihiii

Bartahun-tahun, mudik setiap waktunya terasa berbeda.
Enjoy ajaaahhh...

Dulu, eike kurang pede mudik sendiri bawa anak-anak. Ala bisa karena terpaksa. Berhubung ngejar setoran ehh...ngejar tiket pesawat dan sebelum bandara terlalu ramai arus lebaran, kali ini eike mudik sekaligus mukot -mulih kota, dari Sorowako ke Jakarta bersama anak-anak plus calon baby di perut. Alhamdulillah ya, sesuatu.. Sabar yah, beib...jadi mati gaya kan kalo nggak ada yang ngributin maen dan minta ini itu untuk beberapa hari ke depan. Hihihiii..

Bandara Sorowako cuman lima menitan dari rumah. Satu jam perjalanan ke Makassar dengan pelayanan yang oke,  plus sekotak minuman snack. Cuaca cerah. Bisa keliatan natural beauty-nya kota tambang nikel dari atas.

Bandara Hasanuddin belum terlalu ramai. Melanjutkan perjalanan dengan satu penerbangan lagi. Makassar yang cerah, tetapi cuaca buruk di atas Laut Jawa. Satu jam lebih pesawat grudak-gruduk di gumpalan awan, hingga landing di Jakarta pun disambut hujan.

Perjalanan jadi lebih seru karena salah satu anak merasa pusing dan nggak nyaman. Mana ribut bilang kebelet ee dan pipis saat pesawat siap posisi landing. Seru bukan?
Hingga eike terpaksa menerobos antrian keluar pintu pesawat sambil meminta permisi, "Maap..maap...permisi...anak saya darurat ke kamar mandi. Makasih."
Hahahaha

Oya sesuatu yang hilang, bukan karena konsumsi yang tak ada. Tapi ketika selama dua jam saya menunggu sesuatu yang beda dari sambutan kru pesawat waktu take off dan landing. Pantunnya mannnaaaaaah??!

Jekardah, 14 07 2014



Tidak ada komentar: