Jumat, 14 Agustus 2015

Dialog Tipu-tipu




Di senja hari yang manis dan lugu, ponsel saya berdering. Tumben nih. Nomer tak dikenal muncul di layar hape saya yang jadul.

"Halo..." Agak hati-hati saya menyapa. Bukan hanya saat menyeberang jalan kita harus hati-hati, tapi saat menerima telpon nomer tak dikenal. Misterius dan penasaran. Komposisi mengerikan di era seperti ini.

"Selamat siang, Bu. Saya dari PT Indo**t ingin memberitahukan kabar gembira."

Wahhh...kirain dari pabrik ektrak kulit manggis.
"Oh, ya.." Saya langsung mengambil posisi duduk di teras di mana imajinasi saya bisa bergerak bebas.

Alarm kesadaran saya sudah mengingatkan tentang waspada penipuan.

"Ibu tinggal di Sulawesi ya?"

Blaikkk...kenapa nanya lokasi. Padahal saya sudah siapin nama lain selain 'Syahrini'. Hahahaha

"Oh nggak, Pak. Di Sumatra." Asli ngarang, sama-sama awalannya 'S'.

"Di Sumatra mana ya?"

"Sumatra Selatan. Palembang." Entah kenapa jadi teringat seorang teman yg tinggal di sana. Mungkin karena dulu kami punya sedikit kesamaan dalam menipu eh ngerjain orang. *piss maaakk

"Gini, Bu. Nomer ibu termasuk satu dari lima pemenang yang diundi tadi siang di globaltipi. Ibu nonton nggak?"

"Nggak, tuh." Tipi saya kesamber petir! Suer, kalo ini beneran. Ihik..

"Ibu dapat uang senilai limabelas juta dan pulsa lima ratus ribu. Uangnya harus diambil di ATM mandiin.." Bla..bla..bla. "...barusan ada sms masuk, itu pin untuk ambil uang di ATM."

"Belum ada, tuh." Padahal ada, cuma saya males bacanya. Sampai berkali-kali dia menanyakan hal yg sama. Jawaban saya pun sama. Hahaha adu kengeyelan.

"Hapenya merk apa sih?"

Waah nantangin nih orang. Saya pake hape keluaran beberapa tahun lalu.

Tapi saya sebutkan merk hape yg lagi tren.

"Oke, saya kirimkan lagi," weissss itu tertulis IND***T sbg pengirim. Canggih.

"Tadi hadiahnya berapa ya?" Tanya saya.

"Lima belas juta."

"Cuman segitu? Nggak usah aja, saya nggak ambil. Atau kalo bisa bapak ambilkan trus sumbangkan saja ke yayasan apa gitu."

Sumpaah, ini saya cuma gaya-gayaan. Hahahha, lima belas jeti gitu looh. Bisa mborong Nata de coco sekarung dan pupuk urea buat sawah saya. #halaaahh.

Akhirnya telepon ditutup dengan ucapan selamat siang. Dan dia pun bingung kalo hari sudah sore.

Tidak ada komentar: