Jumat, 14 Agustus 2015

Anak Baru dan Kantin Sekolah




Sudah bukan rahasia lagi, jikalau kantin sekolah menyediakan makanan/jajanan yang beragam dengan harga terjangkau. Baca : murah. Banyak pilihan harga sesuai kantong.

Sudah seminggu ini, anak wedok yang kelas satu beli jajannya kalau nggak krupuk ya bolu kukus. Padahal menurut cerita kakaknya yang lebih senior, di kantin itu banyak sekali yang bisa dibeli. Yang ini harganya sekian. Yang itu harganya sekian.

Apa daya, Anin, anak wedok saya itu, masih bingung dengan konsep uang kembalian, uang pas, kurs rupiah, inflasi, pergerakan pasar modal, dan iklim investasi. *walah, iki ngomongke cah kelas siji esde, Mak!

Nah, barusan ketika ada pertemuan orang tua dengan pihak sekolah, maka saya pun datang dengan membawa misi khusus. Nggak lupa juga sih, membawa hape, diapers, tisu basah, celana bayi, mainan bayi, dan seorang bayi itu sendiri. *hahaha,tipikal emak lebay.

Pas selesai acara, dan pas pula anak lanang pulang. Jadilah kami bertiga eh berempat menyambangi kantin, yang Alhamdulillah lagi sepi. Nggak ramai anak-sekolah. Maklum bertepatan dengan jam sholat dhuhur.

 Kantinnya luas. Yang jualan banyak. Kursi dan meja untuk makan juga banyak. Mirip food court gitu. Ada batas tempat mengantri di tiap lapak. Wis miriplah dengan bank. Hehehe.

Berbekal semangat mengenalkan wawasan  perkantinan dan nilai tukar uang terhadap setiap entitas jajanan, saya traktir mereka.
*ini sih kewajiban, Mak. Bukan sekedar traktir mentraktir.

Walhasil, jadilah kami membawa pulang dua porsi es krim goreng, dua bungkus bakso, dan satu kantong berisi pisang goreng keju plus nugget.

Sayangnya ndak ada potonya. Lha gimana, kalo saya keluarkan hape trus poto-poto malah ketauan banget kalo mau dibikin status pesbuk. Saya ndak siap di-add friend. Lagi pula saya liat ada beberapa guru lagi makan di situ. Nggak malu sih sebenarnya, tapi sungkan.

*Sorowako, Agustus 2015

Tidak ada komentar: