Jumat, 14 Agustus 2015

Nulis Tentang Anniversary


Nyetatus tentang anniversary

Ada dialog yang terjadi kemaren. Ehh kemarennya lagi... Atau kemarennya lagi. Hahaha labil banget seh saya nulis status ini. Isi dialognya pun nggak terlalu penting, dan kurang layak dijadikan konsumsi publik. *emangguesiape :p

"Pah, hari ini tanggal berapa sih?' Jelas ngetes. Lha wong ada kalender. Ada pula hape pintar bisa ditanyain tanggal.
" Tanggal delapan. Emang kenapa?"
"Looh, ini kan tanggal spesial. Anniversary kita gitu loh." Halah, saya ngomong "anniversary" dalam bahasa Inggris teuing bener teuing heunteu.
"Bukannya tanggal tujuh?" Doi menjawab dengan kalem.
Hahahaha beneran kan, dialognya kurang layak di-share?

Entahlah, kami memang tidak menerapkan standar peringatan dan perayaan anniversary. Sesekali terlupa ya wajar. Seringkali terlewatkan tanpa ucapan dan perayaan, yaa emang biasa aja.

Takcritani,
Sepuluh tahun lalu, kami menikah dalam acara yang simpel dan sederhana. Saya ngikut suami merantau ke Bua-Palopo dengan sepenuh keyakinan atas rejeki dari Sang Maha Memberi Rejeki.
Dan saat doi berpesan, "Nanti kalo ada yang nanya gaji berapa bilang aja nggak tau."
Wkwkwkwk awalnya saya kurang yakin. Tapi..memang bener sih. Entah berapa kali saya ditanya 'berapa gaji', 'berapa tunjangan','berapa insentif'. Hahahaha mungkin masih banyak yang belum tau bahwasanya urusan demikian adalah rahasia. Kurang sopan mengorek-ngorek sebuah rahasia. Saya pun nurut, setiap kali ada yang nanya saya ngeles nggak tau. Meski dalam hati saya menggerutu juga.
Bahkan pernah ada beberapa tetangga asik membahas THR lalu mereka meng-understimate THR suami saya. Di depan saya. Dia bilang THR suami saya sekian. Jauh lah dibanding THR suami nya.. *pikirlu Padahal kalo mau dibeberkan, nominal sebenarnya jelas berlipat dari taksiran mereka.

Aduuhh, hati istri mana yang nggak panaasss? Aeerr mana aeerrrr. Hahahaha hebatnya doi cuman bilang begini, "Nggak apa-apa kita dikira miskin, kan cuman dikira."

 Bener juga ya, seiring waktu justru perasaan di-underestimate ini memunculkan semangat dan pelajaran lebih. Sekarang di tempat merantau yang baru, kami pun mengingat pelajaran dan hikmahnya. Ternyata
lebih baik untuk bersikap dan berpenampilan apa adanya. Meski di-underestimate orang lain, nggak usah dendam. Nggak perlu sakit hati. Mung digeguyu wae..

Waktu yang akan berbicara. Lagipula, di mana-mana masih banyak orang yang meng- underestimate orang lain. Mungkin termasuk juga saya pelakunya :p Masalahnya, jangan sampai jadi hobi. Nggak keren banget soalnya. Malu-maluin kan, ya?

Di jagat nyata yang cetho welo-welo, di-underestimate orang kadang susah dielakkan. Apalagi di jagat maya. Gambar bisa diedit. Postingan bisa ngawur. Emoticon tinggal klik. Kita bisa pake 'topeng' sesuka kita. Elo nyetatus kagak punya pulsa, bisa jadi dianggap kere lu. Elu nyetatus dapat THR, bisa jadi dianggap orang sombong lu. Elu pasang poto yang angle-nya kurang pas, bisa jadi dianggap kegemukan. Elu pasang poto yang senyumnya irit, bisa jadi dianggap orang jutek.

Biasa aja kalees.. Tetaplah berpegang pada nilai kebenaran dan kebaikan. Di mana pun. Jangan gumunan dan jangan meng-underestimate orang itu satu paket lhoo.. Over vs under estimate :D
Jika kita biasa membeli barang paketan karena lebih murah..kenapa tidak dengan paket yang lebih baik.

Akhir kata, hepi anniversary beib.. Harapan dan doa-doa terbaik yang kita pinta biarlah nggak usah disyer ke khalayak. Mohon di-amin-kan saja yaa pemirsaaa..

Tidak ada komentar: