Jumat, 14 Agustus 2015

How Was Your Visit?


Tulisan itu terpampang persis di depan lift di sebuah hotel. Tadinya saya kurang tertarik dengan iklan ini. Tapi kayaknya sy berubah pikiran setelah sarapan. Hahaha memang ya, makan terbukti memunculkan ide dan kreatifitas.

Kami agak terlambat turun untuk sarapan. Jam sembilan kurang sekian menit. Sampai ruangan tempat breakfast sy segera mengambil tempat duduk untuk meletakkan stroller. Sy lihat beberapa orang makan di ruangan itu. Nggak lama waiter datang dan bilang bahwa ruangan ini khusus untuk pemkot bla bla bla.

"Lho, harusnya confirm dulu dong, Mas. Jangan seperti ini."

Nggak banyak congcing kami pindah ke ruangan yg ditunjukkan. Sampai sana 'dicegat' penerima tamu atau waiter gitu lah. Dia bilang bahwa ruangan ini khusus kementrian bla bla bla.

"Lho, tadi katanya suruh ke sini. Gimana sih?"

"Oh tadi sudah ke depan, Bu? Padahal sebenarnya ini ruangan khusus tamu kementrian ..." Bla bla bla..

Saya sudah mulai emosi. Maklum belum sarapan dan belum mandi. Gimana mau  mandi, lha wong keran airnya juga baru dibetulkan. Haddeeehh.

"Jadi yang benar kami dapat sarapan di ruangan mana?"
"Nggak apa-apa deh, sarapan di sini aja. Kasihan harus bolak balik."

What?? Kok tiba- tiba semacam ada tanduk muncul di kepala. Kami tidak hendak dikasihani, tapi dilayani sebagaimana semestinya.

"Looh, jadi yg benarnya gimana seh. Kok begini. Saya ini bawa anak kecil, nanti saya dianggap mengganggu gimana?"
 Ya iya lah, selain memenuhi kebutuhan makan, naluri ke-emak-an sy adalah melindungi kami dari tatapan aneh dan sinis dari orang asing.

Akhirnya kami sarapan, sekedarnya. Nggak nyaman. Nggak ada pramutamu datang menawarkan bantuan atau sekedar menyapa.
Dibandingkan di hotel sebelumnya, selama dua hari jauh sekali kesan yang kami dapatkan.

Apakah karena penampakan kami bukan kelas eksekutip? Seorang emak  membawa dua anak plus  satu bayi.
Padahal yo sama- sama mbayar, bedanya mungkin kami nggak dibayari negara. Hehehe

Untung saya lagi rada 'sabar'. Kalau nggak, saya akan bilang ke anak-anak,

 "Bagaimana kalau kita pecahkan saja gelasnya biar ramai...?"

*Bogor, Mei 2015

Tidak ada komentar: