Jumat, 14 Agustus 2015

Nostalgia


Bagi saya, nostalgia itu asyik untuk sesekali dikenang,
tapi semakin dikenang, semakin sering dibicarakan akan semakin hambar.

Apalagi ber-haha-hihi dengan banyak orang yg notabene nggak dikenal.
Nostalgia itu seperti jebakan, semakin dalam menggali bisa-bisa terperosok dan lupa diri.
So..let's move on.
Rasanya lebih menyenangkan bernostalgia bersama 'masa depan' kita.
Jika kangen masakan simbok jaman kecil dulu, marilah mencoba bikin masakan yang sama untuk keluarga kita.
Jika kangen maenan jaman jebot, nggak ada salahnya nimbrung sama anak-anak untuk maen gundu/kelereng, congklak, bekelan, masak-masakan, ular tangga, monopoli, dll.

Jika kangen suasana jaman jadul, biarkan saja sesekali untuk waktu tertentu kegiatan keluarga tanpa gadget, tipi, game elektronik dsb.
Jika kangen dengan lagu anak-anak jaman baheula, tinggal donlot aja heuheu..

Jika kangen masa kecil, ajaklah keluarga/anak-anak untuk mudik ngumpul dengan keluarga dan saudara-saudara kita. Melihat anak-anak dengan segala tingkahnya, sepertinya bisa mengingatkan masa kecil bersama saudara-saudara.

Mudah-mudahan saya tidak terjebak dengan penilaian bahwa masa kecil saya yang terindah. Justru saya berharap masa kecil anak-anak saya jauh lebih indah. Jauh lebih berwarna. Jauh lebih berbahagia.

Jaman saya kecil mungkin hanya berkutat di daerah itu-itu saja. Sekarang saya bangga, anak-anak saya bahkan familiar dengan tiga bahasa daerah. Meskipun belum berkesempatan melanglangbuana tapi setidaknya saya bersyukur untuk itu.
Bepergian naik pesawat jadi hal yang biasa, sementara saya dulu hanya dalam taraf ngimpi, berteriak-teriak saat pesawat lewat nun jauh di atas sana. Mudik dengan berbagai macam cerita. Mandi di empang sama ikan, nangkap lele segede gaban, nyemplung di sawah, ikut nanam padi juga panen, ngangkut karung gabah, mandi lumpur sambil nyari genjer atau keong tutut. Ah, banyak hal yang mengingatkan masa kecil bapaknya. Hihihihi bukan saya ya... Kalo saya sih kecilnya nggak bolang-bolang amat. *apaseh*

Sehari-hari mereka masih bisa main di halaman rerumputan, nangkap belalang, ngejar kupu-kupu. Sesekali berteriak kesakitan saat digigit semut hitam besar. Menonton belasan monyet macacca di halaman. Mendengar cericit berbagai burung liar. Melihat burung elang, gagak, perkutut, dan berbagai burung yang hinggap di pepohonan dan kabel listrik. Berenang sesering mungkin di danau yang jernih. Berolahraga di gym sepuasnya.

Meskipun tetap berteman dengan komputer/laptop/netbuk, game, tablet, tipi,...
Beda jaman. Mau diandai-andaikan juga, tetep masing2 dengan jamannya.

Jaman dulu itu ibarat spion aja, lihat sesekali...tetep fokus ke kaca depan.

Tidak ada komentar: