Minggu, 24 April 2016

Krusekan yang Berbeda

Di belakang rumah ada sepetak 'hutan'. Sebenarnya bukan hutan sih, tapi rerimbunan pohon dan semak belukar. Bagian ini memisahkan rumah kami dengan rumah-rumah di belakang. Jadi ya, mungkin dulu pernah hanya serupa kebun. Berhubung dibiarkan lama kelamaan ya jadi hutan. Balik lagi ke awalnya, ya memang dulunya di sini adalah area hutan sekitaran Danau.
Pohon yang saya tahu di antaranya nangka, petai mlanding, dengen (Dillenia serrata), dan pohon-pohon khas hutan lainnya.
Di pagi hari, suara aneka macam burung riuh dari pepohonan situ. Di siang hari ditambah suara burung elang yang terbang di atasnya. Suara krusek-krusek  juga sering terdengar. Semakin lama tinggal di sini, suara krusek krusek pun bisa saya bedakan dengan mengandalkan insting dan tebakan. Babi hutan jelas menimbulkan suara krusek krusek yang berbeda dengan sapi. Biawak juga beda. Nah, beda juga dengan kawanan monyet hitam.
Pernah di siang hari pas saya lagi di halaman tiba-tiba muncul suara krusek krusek yang tidak biasa. Bukan babi hutan. Bukan sapi. Bukan biawak. Bukan pula monyet. Saya langsung waspada. Naluri pertahanan saya langsung siaga saat saya menduga itu adalah suara jejak kaki orang yang setengah berlari. Menunggu sekian detik, ternyata benar. Ada orang keluar dari 'hutan' itu dengan lagak yang mencurigakan. Saya langsung masuk rumah, mengamati dari teras. Dan, akhirnya saya terpaksa menelepon sekuriti karena kecurigaan yang bertambah. Lagian ngapain sih orang tiba-tiba muncul dari hutan, padahal ada banyak jalanan. Sembunyi? Merencanakan sesuatu? Doing something against the law? *halaahh"* Nah, krusekan jenis manusia ini yang justru lebih harus diwaspadai daripada krusekan jenis lain,  monyet misalnya.

Monyet. Sejak musim nangka dan menjelang musim mangga, saya harus mewaspadai krusekan jenis ini. Tidak lain dan tidak bukan karena ..yaahh tahu sendiri lah. Krusekan tanpa suara pun nyaris saya hafal. Jejak langkah yang ringan. Lalu bertambah jejaknya karena mereka kawanan. Suara daun yang gemerisik karena pohon yang dipanjat. Ah sudahlah nyet, kau mengendap-ngendap pun aku tahu. Silakan saja kau ambil buah sesukamu, tapi ingat..jangan kau kasih habis. Kasiang kodong, kita orang mau makan juga.

Tidak ada komentar: