Sabtu, 22 Februari 2014

Catatan Tentang....Mbuh!



Asli deh, untuk nyari info parenting, pengasuhan anak, kesehatan, dll saya pilih-pilih. Nyari grup masak atau nulis saja juga milih kok hehehe.  Meskipun banyak grup dan fanpage di facebook  yang menawarkannya dengan berbagai ajakan yang menarik.

Kenapa pilah pilih? Ah, saya ini hanya mau nyari informasi dan sharing pengalaman yang bermanfaat kok. Bukannya mau berantem, berdebat, dan saling menyudutkan dengan persepsi masing-masing. Seringkali saya juga nyari ‘aman’ dengan hanya njempol tanpa komentar, jadi silent reader. Dan saya sungguh berat hati dan berat mata jikalau harus membaca postingan dan komentar-komentar yang alai bin lebay, nyinyir, sok tau, dll. Pun dari tulisan atau ‘nada’ tulisannya. Lebih nyaman dengan penyampaian bahasa yang baik dan sopan. Tul nggak? 

Saya juga nggak gampang percaya dengan informasi yang bombastis . Apalagi yang ada bumbunya : waspada konspirasi.
Dan tentang teori kesehatan alternatif ini itu, plus testimoninya yang seringkali menyudutkan teori-teori kesehatan konvensional [istilahnya]. Yah, kalo yang nulis seorang pakarnya sih masih mending ya… Cek dan ricek, serta jangan gampang gumunan itu sering jadi prinsip saya nerima informasi di dunia maya. Bukankah sekarang masanya sebagian orang lebih suka membuang sampah di internet? :P

Meskipun saya ini ibu rumah tangga, stay at home,no career…tapi sebel juga melihat perdebatan emak-emak yang menyudutkan ibu bekerja. Pun sebaliknya, mengatakan bahwa ibu rumah tangga itu bla..bla..bla… Duh!

Ada pula yang ceritanya lagi mengedukasi ASI (air susu ibu. Tapi plisssss.. nggak usahlah diembel-embeli bahwa anak-anak yang nggak dapat ASI waktu bayinya lantas dibilang anak sapi, dan emaknya  dilabelin ‘bad mom’. Padahal kita masing-masing tidak pernah tahu persis apa yang terjadi pada emak yang lain. Setiap emak punya cerita. Jangan gampang menghakimi, jangan gampang menilai ini itu.. Belum tentu sampeyan kalau dapat kondisi yang sama dengan dia masih bisa idealis dengan kata-kata sampeyan, iya toh?

Juga wacana tentang pentingnya homeschooling, kagak usah pake menjelek-jelekkan sekolah formal napa sih? Apa iya sebobrok itu sistem pendidikan nasional kita? Memberi masukan nggak harus dengan menjelek-jelekkan. Bukan apa-apa sih, saya agak berat hati sebagai ex guru-honorer-sebuah-SD negeri-di-kampung-yang-sebagian-masyarakatnya-masuk-golongan-ekonomi-dan pendidikan-yang-rendah. Saya pernah baca data-data siswa di kelas, bahwa sebagian besar orang tua  -terutama ibu- hanya menamatkan pendidikan SD. Pun bapak-bapaknya, sebagian SMP. Hanya sedikit sekali yang SMA, dan di atasnya.

Marilah optimis dengan pendidikan kita. Marilah berkontribusi positif. Marilah berkerja sama. Marilah membangun dan menyebarkan informasi dengan lebih hati-hati.

Ah, tulisan saya ini sekedar curcol. Pendapat saya juga hanya pendapat awam. Kalau Anda tidak setuju, ya monggo boleh didiskusikan…tetap dengan catatan : diskusi dengan koridor aman dan nyaman.

Banyak info dan hal bermanfaat di media sosial (internet), tapi banyak juga yang sebaliknya. Bagi saya, memilah dan memilih adalah cara untuk membentengi diri saya sendiri. Pilih yang baik, buang yang buruk, pisahkan daun dan plastik, kaca dan kertas…hehehe.

Tidak ada komentar: