Sabtu, 08 Februari 2014

Golongan Bodas eh Putih Alias Golput



Waaahhh….2014 semakin panasssss. Hot..hot..hot…

Semakin membaraaa..

Isu-isu terkini, berita-berita hangat, opini-opini politik, gambar panas,beredar di mana-mana. Eh gambar panas apaan sih? Itu loh, gambar secangkir kopi yang masih panas, gambar kompor yang lagi nyala, gambar api.. Panas toh?

Pokoke rame. Baik dari politikus beneran, politikus abal-abal atau yg sekedar numpang lewat kaya saya.

Pak, kalo mau jadi politikus yang bener ya..jangan aji mumpung. Jangan korupsi, jangan kolusi, jangan nepotisme…jangan kongkalikong nyari keuntungan pribadi dan golongannya sendiri.

Bu, kalo jadi kader partai..jangan suka menjelek-jelekkan (kader) partai lain. Kecap emang semua dilabelin nomer satu, tapi selera orang beda-beda. Pemikiran orang nggak  bisa disamakan. Orang melihat dari sudut pandang yang bisa jadi beda satu sama lain. Apa yang kita lihat belum tentu sesuai dengan apa yang sebenarnya. Kalo sampean ganti yang dijelek-jelekkin apa nggak marah? Apa nggak nangis guling-guling? Black campaign apa enaknya sih? Enakan juga black forest…


Mbah, kalo ada orang yang berbeda sikap/pandangan/penilaian politik terhadap salah satu atau beberapa partai, jangan langsung disudutkan dengan penilaian dan gelaran yang buruk. Baik buruknya orang tidak bisa dinilai hanya dari cap partai. Hari giniii…partai bukan jaminan. Lagipula, kalo bener partai Anda baik (dan terbaik), harusnya Anda yakin…apapun pendapat/penilaian orang, nggak ngaruh kan?

Nggak usah lebay..laaahh. Memang kalo kita tereak-tereak air laut itu tawar, trus Anda mau minum air laut gituh? Dimana-mana air laut ya asin...

Mas, sing ganteng-ganteng kayak Damarwulan… mbokya kalau koar-koar slogan partai yang konsisten dooong ah. Jangan kau itu bengak bengok, wira wiri, statemen sana sini…kritik si ini, kritik si itu.. Eh giliran dikritik, bukan main reaksi kau. Bukan kepalang “bawahan” kau  bikin pembelaan mati-matian. Ngaca dulu dong, ngaca..ngaca..ngaca dulu dooooooong.

Mbak, sing ayu dewe… kayak Denok Deblong, kalo jadi caleg…kader..atau simpatisan partai, jangan terlalu membabi celeng eh..membabi buta. Sekarang cinta, bisa jadi besok lupa. Setengah mati kau cinta partaimu, jangan lupa tujuan murni, niat ketulusanmu. Yang cantik-cantik..jangan mau kalo cuma sekedar dimanfaatkan untuk menarik kumbang *halaaahhh.

Dik, percayalah…ada hal yang lebih tinggi dari “sekedar” golongan/partai. Ada hal yg lebih bijak daripada kebijakan partai. Ada yang lebih mulia daripada slogan partai. Ada teladan  yang harus lebih kita ikuti daripada petinggi partai. Ada dalil-dalil shahih yang tidak terbantahkan, daripada sekedar dalil-dalil pembenaran. Ada hati kecilmu..yang bisa memilah dan mengendalikan.

Haloooo para petinggi partai, jangan pade menta dana saksi parpol napaaaa??!!! Nggak elit tauuk.. ngisin-isini. MILYARAN loh itu, bisa buat beli krupuk sakuter-uter jedet, sapi sakandhang koplak. Lha katanya sampean-sampean pro rakyat, gimana seh..kok malah eyel-eyelan rebutan duit. Haddeeehh…para pemirsah ngrokoti tembok deh.

Buka mata, buka telinga, buka hati…

Di antara gegap gempita ini, ada sekelompok orang yang skeptis, apatis, dan meringis…lalu memutuskan untuk “tidak peduli” (istilah yang mereka stempelkan). Oke kita namakan itu golput, golongan putri malu eh…golongan putih. Dan golongan ini semakin disudutkan, semakin di-judge…  Kalo ada hater partai, boleh jadi ada hater golput.  Nah lhooo…

Mungkin, mungkin …jikalau ada saja partai yang bener-bener bener…yang nggak lebay…yang nggak sekedar pintar koar-koar, kelompok itu akan merapat.  Apa daya, ndak ada parpol yang nampung mereka.

Rata-rata parpol sama aja. Partai yang kebanyakan korupsi dibilang udah biasa, nggak ada yang aneh, baju yang udah kotor, kena noda juga nggak keliatan. Partai yang (katanya) sedikit korupsi, mengklaim..tetep paling  bersih (di antara yang kotor?!)

Pemirsa, saya kira kita semua ndak mau pake baju yang ada ee ayamnya, biar cuma sedulit toh?

Mungkin itulah pentingnya kebijaksaaan. Manusia sebagai pribadi/golongan memang nggak luput dari salah, tapi … bijaksanalah menyikapi orang-orang yang bertanya dan menaruh kekecewaan pada partai Anda. Kripik memang pedas, kawan. Apalagi kalo cabenya rawit sakandhang koplak.

Golput wannabe..

      Rakyat kangen golput??
Hahahaha bisa dimarahi saya, ngaku-ngaku… Maap pak.

      Golput tetap bekerja untuk rakyat??
Duh, piye iki..katanya golput nggak peduli nasib bangsa (dan rakyatnya)

     Apapun yang terjadi, kami tetap…menjadi GOLPUT…??
Nggak lah, slogan itu terlalu tinggi mengawang-awang. Nggak ada yang bisa memastikan begitu, karena jikalau ada sesuatu hal terjadi dan membuka hati maka bisa saja kami merapat dan memilih orang/partai tertentu. Nggak nutup kemungkinan juga kan?

Iya gak? Iya gak?


Tidak ada komentar: