Selasa, 18 Februari 2014

Memberikan Poin dan Bintang Untuk Mendisiplinkan Anak


Kemaren, untuk pertama kalinya saya menghadiri pertemuan orang tua dan guru untuk membahas sosialisasi obeservasi sikap siswa di luar sekolah. Feeling excited tentunya…hehe. Saya sebagai orang tua murid paling senang jika dilibatkan dan berkoordinasi dengan pihak sekolah dalam pendidikan anak.

Awalnya kami diingatkan tentang visi misi sekolah. Aduh, sementara anak-anak hapal visi misi sekolah..saya malah lupa-lupa. Intinya sih membentuk manusia yang bermoral, beriman, cerdas.. Pihak sekolah memaparkan pentingnya membentuk karakter anak. Plaaaakkk, serasa disentil. Kadang-kadang emak-emak seperti saya harus diingatkan masalah beginian, hihihi jangan cuma ngributin masalah resep gagal *eaaaaaa.

Kami diputarkan video singkat tentang seorang ayah dan anaknya yang sudah dewasa. Ada di you tube kok, “A touching story of an old father, son, and a sparrow”. Video yang sangat menyentuh dengan background music yang bikin mewek.  Tiba-tiba saya teringat emak-bapak saya di kampung. Pengen netesin air mata, tapi kok malu ya…hehe.
Lalu kami nantinya diminta untuk mengisi form untuk observasi sikap siswa di rumah. Ada beberapa poin dinilai. Tentang kemandirian dan tanggung jawab untuk belajar/mengerjakan PR, mengerjakan ibadah, berkata sopan dan tidak berbicara kasar, dll.

Poin-poin penilaian itu dikasih nilai, range 1-4.
1 : Tidak pernah
2 : kadang-kadang
3 : sering
4 : selalu

Saya senang. Terus terang, membentuk karakter anak, mendisiplinkan, mengajarkan sikap yang baik…bukan segampang membalikkan tempe goreng. Dan saya senang karena pihak sekolah sangat concern dengan hal ini. Merasa sangat terbantu gitu…

Saya jadi inget beberapa waktu lalu, saya pernah menerapkan semacam itu. Tapi dengan metode dan bentuk yang berbeda. Saya biasanya pakai tanda bintang (kertas warna-warni saya gunting-gunting membentuk bintang). Saya juga siapkan wadah/tempat masing-masing untuk bintang yang mereka dapatkan. Hal-hal yang bisa mereka dapatkan saya tulis di kertas besar.

Contohnya:
·         Berangkat sekolah tanpa ribut dan marah-marah dapat bintang 10 (hehe ini dilatarbelakangi oleh sikap anak saya yang mengalami masa ‘tidak semangat’ ke sekolah –entah karena apa-, dan heboh pagi-pagi –entah untuk alasan apa- :p Setiap anak istimewa bukan? Apa pun penilaian dan pendapat orang tentang anak saya, we’re very…very proud of them. )
·         Berangkat madrasah dapat bintang 10 (latar belakang sama dengan di atas)
·         Sholat dapat bintang 5, jadi kalo sholat nggak bolong-bolong dapat 25 bintang sehari. Sholat di masjid dapat double bonus bintang.
·         Ngaji sehalaman buku “Iqraa” dapat 10 bintang.
·         Belajar/mengerjakan PR sendiri dapat bintang 10.
·         Membaca buku per halaman saya bayar 5 bintang (hehe untuk mengatasi malas membaca)
·         Membantu pekerjaan di rumah saya bayar kisaran 5-10 bintang.
·         Dll

Trus buat apa bintang dikumpulin segitu banyaknya? Hehehe tenang, emak punya trik khusus untuk mengendalikan keinginan main game mereka, supaya nggak terus-terusan di depan gaget/laptop. Oya anak saya nggak terlalu suka nonton tipi, mungkin untuk emak-emak lain bisa dipakai untuk mengendalikan jam nonton tipi.
·         Main game di laptop bayar 12 bintang untuk satu jam. Jadi 1 bintang = 10 menit main laptop
·         Main game di gadget lain juga berlaku tarif yang sama :p
·         Main di wahana permainan di mall (kalo ke kota) 250 (biar mereka terpacu untuk ‘menabung’ bintang, jadi nggak dipakai nge-game mulu)
·         Naik pesawat garuda (yang ada tipinya hahaha) untuk berlibur ke eyang atau ke Sulawesi  saya kasih tantangan 1000 bintang. Whatt? Hihihihi…no pain no gain maaakk
·         Beli mainan saya kasih tarif juga (hehe tergantung mainannya apa dan bagaimana)

Oya denda/penalty mebayar bintang juga diterapkan. Misalnya, membentak orang tua, memukul saudara/teman, berkata kotor dll.

So far, it worked. Meskipun sedikit-sedikit…lumayan lah bisa mendisiplinkan anak. Dari yang betah berjam-jam di depan laptop, menjadi hobi main kelereng di halaman, main lompat karet, umbul/gaplok dll sama tema-temannya. Bahkan pernah 2 minggu full laptop nganggur nggak disentuh, karena dia sibuk dengan kegiatan bermainnya.

Yaah, mudah-mudahan dengan form penilaian dari sekolah untuk observasi sikap siswa di rumah,  membuat kami semakin peduli dengan pendidikan anak. Memacu anak untuk semakin bagus sikapnya. Membuat anak-anak kami semakin terbentuk karakter positifnya, disiplin, mandiri, beriman, dan cerdas. 

Amiin… 

Tidak ada komentar: