Rabu, 21 Maret 2012

Kenapa Menulis?


Ini adalah pertanyaan sekaligus jawaban dari saya.  
Kenapa saya menulis? Karena saya suka. Titik.
Seandainya menulis bisa dijadiin pacar, saya bahkan mau menjadikannya kekasih dari dulu, sejak jaman masih unyu-unyu.

Kesukaan saya menulis diawali dari hobi membaca. Duluuuuu, waktu saya masih SD (jadoel amat) bertumpuk-tumpuk buku bisa saya habiskan. Bukan dimakan lhoo pemirsaaa, tapi dibaca. Saya bisa menghabiskan waktu berjam-jam membaca buku. Bahkan saat makan.  Sehingga saking lamanya saya makan, saya perlu perpanjangan waktu setelah diperingatkan ibu saya. Dan itu adalah buku-buku perpustakaan sekolah, bukan komik atau majalah. Kebanyakan buku tentang kumpulan cerita anak, seri pengetahuan, apa dan mengapa, tokoh dan penemu, novel anak, dan lain-lain.

Menulis pertama kali waktu SD, saya lupa tentang apa, pokoknya dilombakan. Alhamdulillah, nggak dapat juara. Lalu waktu SMP ikut-ikutan nulis puisi buat lomba meeting sekolah. Dapet lah juara dua, lumayan dikasih hadiah, meski nggak seberapa.
Waktu SMA saya mulai suka nulis buku harian, Tentang apa saja. Awalnya pun hanya bermodalkan buku agenda, hadiah waktu dikalungi medali sebagai lulusan terbaik SMP. (percaya nggak pemirsa?) Hehehe, saya nulis puisi, cerita keseharian, kisah biru, juga catatan norak khas ABG. Sayangnya buku-buku harian itu ‘hilang’entah kemana , (I’m sorry about this). Itulah saat-saat saya mulai merasakan jatuh cinta pada dunia menulis.

Sejak SMA saya mengidolakan karya WS Rendra dan Taufik Ismail. Saya masih ingat pertama kali melihat langsung Taufik Ismail, rasanya seperti mau nangis (sedikit lebay). Di perpustakaan SMA anak-anak mungkin lebih suka mojok (ups!), baca koran, buku, ngerumpi dll. Tapi saya, lebih suka baca Trubus dan Horison. Xixixixixi, emang ada hubungannya?!

Seiring waktu entah kenapa saya begitu terinpirasi dengan puisi-puisi Lukman A Sya  di Harian Republika. Puisinya gue banget gituuu looh. :D Dan saya pun terobsesi untuk mencoba mengirim puisi saya ke media. Pertama kali pede menulis ke media, sekitar th 2000-2001 .Beberapa puisi dimuat di Annida. Lumayan waktu itu honornya, bisa buat uang foto kopi sama nambah uang makan. Maklum anak kost.

Jadi kalo sekarang ada yang nanya, apakah kegiatan saya menulis sudah menghasilkan?
Bagi saya menghasilkan adalah proses, sama halnya kita belajar. Menghasilkan pun nggak harus dihargai dengan nominal. Toh, saya sudah cukup senang. Kalo ada yang mau baca tulisan saya, ya syukur. Kalo nggak ya nggak masalah. Kalo tulisan saya bisa memberikan sesuatu kepada  pembaca, itu yang lebih saya syukuri. Berbagi melalui tulisan, bukankah itu indah? :D

Pak Dahlan Iskan, seperti yg kita liat sekarang, mungkin perlu proses yang panjang dan berliku untuk menjadi seperti sekarang. Bahkan beliau berkesempatan melakoni kisah spektakuler yang bernama ganti hati. Coba tanya Bepe, Andik Firmansyah, Soimah, Indra Bekti, Sule, atau siapa saja yang dianggap sukses. Pasti jawabannya adalah suatu perjalanan menuju sukses, yang  berbeda-beda kisah  tapi intinya sama: proses.
Memang sih, tidak semua orang mendapat kesempatan “sukses” sesuai dengan kriteria penilaian kebanyakan orang. Menjadi terkenal, bergelimang uang, dimintai tanda tanda tangan dan foto bersama, dapet gratisan ini itu, dapat trofi/medali/gelar yang mentereng dll. Tidak semua bisa seperti itu, tapi setidaknya, proses itu lah yang bisa dinikmati.

Saya suka menulis, apa pun pendapat Anda. Segaring apa pun tulisan saya, menulis tidak pernah membuat saya sakit hati. Menulis selalu menyenangkan, always will be.. Dengan menulis saya pernah berhasil mengembalikan rasa pede ketika saya merasa tidak berguna.Menulis terbukti menjaga keseimbangan otak dan pikiran ketika saya mulai tidak waras. Menulis mengarahkan saya agar tidak terjebak rutinitas. Menulis menyelamatkan saya dari ocehan-ocehan yang nggladrah dan tidak jelas. Menulis, menyalurkan imajinasi dan unek-unek yang kadang meliar.

Apakah dengan menulis saya bisa menghasilkan dan sukses? Mungkin iya, mungkin tidak. Atau di antaranya.
Hanya waktu yang akan membuktikan. Doakan saya pemirsa… Paling tidak menulis selalu menjadi hal yang menyenangkan bagi saya.

Sekian dan terima kasih  :)))



Tidak ada komentar: