Kamis, 08 Oktober 2015

Terbang By Twin Otter


Dulu, kami pernah merasakan naik pesawat jenis twin otter, dengan maskapai  SMAC (Sabang Merauke Air Charter). Cmiiw untuk kepanjangan singkatan maskapai. Pesawatnya kecil, mungkin kapasitas penumpangnya hanya 20-an. Saat itu demi menghemat tenaga dan waktu perjalanan, juga memanfaatkan promo, kami berangkat ke Makassar dari Bandara Lagaligo Bua-Palopo, sekitar 2 km dari rumah. Pesawat yang kami tunggu datang dari Bandara Andi Djemma Masamba, Luwu Utara. Nah kabarnya rute ini juga melayani tujuan Rampi, Sekko. Itu lho daerah yang terkenal dengan ojeknya yang gigih, menempuh jalur berbatu dan berlumpur di tebing-tebing pegunungan. Sekko-Masamba-Bua-Makassar.

Waktu itu kami membawa seorang anak lelaki kami usia 3,5 tahun dan bayi perempuan usia 5,5 bulan.  Kapasitas pesawat kurang lebih 20 an orang. Tanpa layanan garpu-sendok. Air kemasan gelas plastik pun nihil. Sepanjang perjalanan, selain safety belt, kami diharuskan memakai head set besar untuk meredam suara bising. Udara terasa sedikit panas, mungkin penyejuk udara yang kurang dingin atau entah. Terselip juga rasa was-was..dan aaah siapa sih yang nggak merasa was was naik pesawat udara? Berdoa..berdoa..dan berdoa. Selebihnya penerbangan terasa menyenangkan. Melihat perbukitan, awan-awan putih, pesisir pantai, belantara... Hingga sekitar 40 menit sampailah di Bandara Sultan Hasanuddin, Maros. Jika menempuh jalur darat biasanya 8 jam. Hemat waktu, hemat tenaga, meski merogoh kocek lebih dalam. Tahu kan maksudnya? Iyalah, tiket penerbangan itu memang lebih mahal daripada tiket bis atau pete-pete. Apalagi penerbangan perintis, yang pakai pesawat-pesawat kecil itu, Twin otter, ATR, Fokker..


Minggu ini ramai pemberitaan pesawat Aviastar jenis twin otter yang hilang. Mencari dompet ilang memang bisa saya ceritakan dengan berhaha hihi. Tapi mengikuti berita pencarian pesawat Aviastar rute Masamba-Makassar yang hilang kontak, ah..sedihnya.

Hati saya ikut berdebar mengikuti berita ini. Mendengarkan dan membaca nama-nama lokasi yang tak asing lagi, sebagai dugaan lokasi jatuhnya pesawat. *kami bertahun-tahun pernah menetap di Bua, Palopo, eh Luwu.


Selalu ada hikmah di setiap kejadian.
Seperti kita tahu pesawat Aviastar yang hilang, akhirnya ditemukan jatuh di pegunungan Latimojong, Kabupaten Luwu. Semua kru dan penumpangnya dinyatakan meninggal dunia.

Semoga yang berduka diberi kesabaran dan ketabahan. Dan semoga ke depannya, menjadi perhatian serius maskapai dan pemerintah dalam perbaikan infrastruktur, kualitas, layanan dan safety dalam penerbangan perintis di daerah-daerah.  Serta penerbangan dan transportasi pada umumnya.


Tidak ada komentar: