Rabu, 25 Juli 2018

Menerawang Sosok Joesoef Kalla dari Novel Athirah

Jujur saja, saya jarang berhasil membaca buku-buku tebal serupa novel. Beberapa buku tebal serupa novel di rak buku masih belum saya tamatkan membacanya. 

Tapi yang ini, sejak saya robek sampul plastik segelnya, saya seperti hanyut. Membaca halaman pertama, kedua, ketiga...saya seperti lekat dan penasaran. Untaian kalimatnya mengaduk-aduk emosi.
Kalimat-kalimatnya datar, tapi mampu mendeskripsikan emosi yang berkecamuk dengan kuat.

Tidak butuh waktu sehari untuk menamatkan novel ini. Setiap bagian ceritanya seperti memaksa untuk tetap lekat ke bagian seterusnya. Hingga dua atau tiga halaman terakhir berhasil meneteskan air mata yang timbul tenggelam di mata saya.

Cerita yang mengalir seolah-olah seperti mendengar Bapak Jusuf Kalla sendiri, sedang bertutur menceritakan banyak hal tentang ibunya, juga masa kecilnya, dan awal-awal percintaannya dengan Ibu Mufidah. Ada di halaman tertentu yang saya membatin, mungkin ini adegannya  mirip Dilan, tapi Dilan 1960.  Berskuter sambil mbribik pujaan hati. 

Saya belum pernah nonton filmnya, tapi membaca novel ini sudah lebih dari cukup. Kepuasan saya membaca mungkin sebanding dengan kesabaran saya menunggu novel ini tiba melalui pengiriman paket pos biasa yang dua minggu lebih jaraknya. 

Tidak ada komentar: