Selasa, 24 Juli 2018

Catatan di Tahun Ajaran Baru yang Nggak Baru Baru Amat (2)

Anin.

Aku hampir tidak merisaukan bagaimana caramu beradaptasi di kelas baru. Sejauh ini yang dilihat dari mata ibumu adalah kau lebih berani dan percaya diri masuk lingkungan baru.

 Aku ingat di umurmu yang baru tiga tahunan, dengan percaya diri kau ikut tampil di panggung samenan (semacam acara pentas seni kenaikan kelas). Tampil dua kali gerak lagu bersama anak-anak kelas satu dan dua. Sementara kakakmu hanya berani maju saat dipanggil namanya sebagai peraih rangking kelas. 

Ketika aku menulis catatan untuk kakakmu tentang dasi itu, sejujurnya aku terpikir  bagaimana kah denganmu nanti? Entah... Sepintas aku ingat saat kau sulit sekali memahami tentang keliling segi empat. Sampai aku pun ikut terbawa emosi, sebelum terpikir untuk menggunakan 'lego' jadul itu. Atau saat kau sangat merisaukan  panjang kaos kakimu yang hanya selisih beberapa millimeter saja. Atau tentang nulis angka 8 yang sangat menyulitkan bagimu. 

Sebagai orang tua, kami memang akan selalu berusaha untuk membantu kesulitan kalian. Apapun caranya. Entah dengan bantuan sebenarnya, pengetahuan nilai kehidupan yang coba kami ajarkan, pengalaman yang kami antarkan, pelajaran yang kami tanamkan, juga doa yang senantiasa untuk kalian. Masih banyak, Nak, ungkapan cinta untuk kalian.

Sejujurnya yang perlu kami khawatirkan adalah kami sendiri. Saat aku seusiamu, aku lebih senang berkutat dengan buku. Tak ada hiburan menyenangkan selain bermain di tanah lapang dan buku. Juga mendengarkan serial Saur Sepuh dari radio yang ditenteng-tenteng anak remaja. Di bawah pohon sawo, aku ikut merubung radio. Meski aku tidak paham alur cerita sesungguhnya, cukuplah untuk hiburan. 

Sekarang, anak seusiamu sudah kenal kanal YouTube. Dunia tempat kau bisa nonton segala rupa. Aku khawatir, Nak. Aku selalu merasa bahwa nasehat-nasehat untukmu masih banyak yang kurang. Apalagi di jaman digital nyaris tanpa batas seperti sekarang. Jadi jika ibumu terdengar lebih cerewet melebihi kicauan lovebird,  suatu saat kau akan mengerti. 

Ingatlah, seperti pernah aku bilang ke kakakmu, "Saat ibu mengijinkanmu memegang hape beserta koneksi internetnya, ibarat ibu melepasmu ke dalam hutan. Ibu hanya menunggu di gerbang masuk. Menunggu dan berdoa. Di dalam sana, kau harus pilah pilih banyak hal sambil mengingat-ingat apa yang pernah ibu nasehatkan."

-Juli 2018

Tidak ada komentar: