Selasa, 24 Juli 2018

Catatan di Tahun Ajaran Baru yang Nggak Baru Baru Amat (1)


Azka.

Salah satu kesulitanmu ketika masuk SMP adalah memasang dasi. Sayangnya di keluarga kita pun masih agak asing dengan acara pasang memasang dasi. 

Bahkan ketika baru beberapa hari pengumuman penerimaan, kita kebingungan tentang bagaimana memasang dasi. Untunglah, Nak kita punya tetangga yang baik. Sehingga kita bisa datang ke sekolah dengan dasi yang terpasang rapi di kemeja putihmu.

Tapi, Nak. Tidak selamanya kita mengandalkan bantuan orang lain. Maka berusahalah. Kami memaksamu untuk belajar sendiri memasang dasi. Berbekal hape dan koneksi WiFi di rumah. Aku ingat sekali bagaimana emosimu teraduk-aduk. Mengulang-ulang. Bahkan emosimu sempat meledak dan tumpah.

Tidak, Nak. Bukan ibumu ini kejam untuk sebuah hal yang tampak sepele. Dari memasang dasi ibumu yakin kamu akan belajar sebuah pengalaman. Ada yang bisa jadi pelajaran. Minimal kamu belajar tentang cara memasang dasi. Hal remeh yang tidak seremeh kamu kira. Hal sederhana yang tidak senjlimet algoritma pemrograman. 

Akhirnya dua minggu berjalan lumayan lancar terkait dasi. Hingga pagi ini. Kulihat jam setengah delapan kamu masih duduk di tepi kasur. Tanganmu sibuk memasang seuntai kain itu. Pasang, lalu lepas lagi. Berkali kali. Setelah satu dua patah kata perdebatan kita, aku ambil alih dasi itu. Sat set sat set, terpasang sudah.

Wajahmu nampak lega. Artinya kau tak perlu mengejar-ngejar waktu untuk beranjak ke halte. Aku pun lega. Tak perlu ada drama. 

Tapi entah, pelajaran apa yang bisa kita ambil.
Mungkin, tentang kita. Atau aku, ibumu. 

Bahwa apapun kesulitanmu, orang tuamu akan selalu ada untukmu. Entah apapun caranya. Kami akan selalu berusaha. Demi Masa depan kita bersama.


--19 Juli 2018

Tidak ada komentar: