Kamis, 19 April 2012

Undur-undur

Jaman kecil dulu saya akrab sekali dengan 'undur-undur'. Itu lhooo, binatang kecil yang jalannya mundur. Bentuknya mirip kutu, badannya agak-agak bulet montok lucu dan unyu-unyu.. Tinggalnya di pasir/tanah kering. Rumahnya pun bisa dicirikan dengan jelas, terlihat lubang memutar yang tidak terlalu dalam. Cara memancing undur-undur supaya keluar pun gampang.
Tinggal putar-putarin sebatang lidi kecil atau batang rumput ke dalam rumahnya. Undur-undur yang ngendon di dalamnya pasti terganggu lantas keluar. Trus kalo dah dapat, kumpulin banyak-banyak buat dimakan eh...salah buat balapan maksudnya. :D
Undur-undur, dulu sering saya mencarinya di pinggir-pinggiran rumah, bagian bawah dinding. Kan jaman dulu masih jarang halaman rumah dipaving block, termasuk rumah orang tua saya. Paling seneng sih kalo nyari di  rumah-rumah bambu jaman dulu. Hihihihi soalnya pasti dapat banyak. Dan nggak kepikiran juga bakalan dicurigai, ngapain ngorek-ngorek 'rumah' orang. :D Maklum sodara, jaman beheula mainan anak nggak secanggih sekarang. Masih mengandalkan yang tradisional, dan alami. Dan undur-undur itu salah satunya.
Kenapa minggu-minggu ini saya teringat dengan undur-undur? Permasalahannya sepele dan tidak perlu jadi bahan diskusi panjang lebar. Sebab saya bukan praktisi, pengamat politik, atau polikucing eh politikus..

"Undur-undur gas ki'..!" Begitu suara di samping saya sesekali memberi aba-aba kepada saya. Yups, suara instruktur mengemudi.
Hari pertama, kedua, dan ketiga yang lumayan bikin keki.
Dan kenangan pada undur-undur yang membawa saya pada nostalgia..




Tidak ada komentar: