Selasa, 10 April 2012

Bola Bekel dan Onde-onde

Beberapa hari ini kedua anak saya lagi seneng main bekelan. Mungkin awalnya ikut-ikutan anak tetangga. Meski cuma pake bola dan empat batu-batu segede upil buto :p. Maksud saya, batunya memang kecil kok, tapi nggak kecil-kecil amat,  yah kira-kira lebih besar dari ee kambing dan lebih kecil dari telur puyuh. ;D
Dan berhubung emak juga ingin sedikit bernostalgia dengan permainan bekelan, maka nekatlah kami mencari bola bekel ke kota.
Percaya nggak pemirsa, keinginan membeli bola bekel rasanya seperti mencari jarum
di antara tumpukan jerami. Halaaaah, prikitiuw banget sih. Tapi kalo setiap kali masuk ke toko lalu terjadi dialog seperti ini yang berulang-ulang, apa yang ada di benak Anda?

Saya : Ada bola bekel?
Penjual : Bola apa?
Saya : Bekel.
Penjual : *bengong, tengak-tengok, atau kalau nggak mau repot spontan menggeleng, tandanya barang yang saya cari nggak ada. Kalau penjualnya masih berbaik hati, terjadi dialog lanjutan*
Penjual : Yang bagaimana itu?
Saya : Itu bola kecil, dari karet, yang mantul. Bola pantul.
Penjual : Apa?? *lebih bingung lagi*
Saya : mmmmm... *pura-pura mikir karena putus asa*
Penjual : NGGAK ADA!

Lebih dari lima toko mainan saya masuki, dan hanya satu penjual yang mengerti dengan bola bekel yang saya maksudkan. Meskipun nihil. Mungkin karena sama-sama orang Jawa. Hehehe, kok tahu? Ya iyalah, nama tokonya aja ada embel-embel "Demak"nya. :D
Saya jadi ingat dengan masa-masa awal saya tinggal di sini. Lazimnya orang baru, katanya harus mangacara dengan bikin onde-onde. Hehehehe, saya kan nggak pake acara apa-apa, jadi sekedar bertoleransi saya cukup mendengarkan dengan serius teori eh.. penjelasan tentang acara bikin onde-onde.
Nah, saya pikir onde-onde itu ya onde-onde, sekepal tepung ketan yang diproses sedemikian rupa sehingga berisi adonan kacang hijau yang manis, dan ditaburi wijen. Tapi ternyata bukan sodara-sodara! Yang dimaksud adalah lain. Dan setelah dicermati dengan seksama, onde-onde versi lain itu adalah KLEPON.
Hihihihi, sama-sama dari moyang yang sama, tapi penampakan berbeda. Antara onde-onde versi saya dengan onde-onde versi orang sini.
Ya sudahlah, toh cuma masalah nama. Lalu, seiring waktu saya pun menyadari bahwa istilah onde-onde bukan hanya milik klepon semata, tapi juga buat onde-onde versi asli :p, misro (jemblem), timus (ubi rebus yang dihaluskan lalu dibentuk bulat-bulat lantas digoreng). Andaikan di sini musimnya combro, pasti juga dibilang onde-onde. Saya nggak tahu, ketidakjelasan istilah onde-onde ini terjadi hanya pada tetangga-tetangga saya waktu itu, ataukah memang sudah jadi pakem global di daerah sini. (sekali lagi, halaaaaaah).

Jangan-jangan dialog 'menyebalkan' ketika hendak membeli bola bekel bukan karena kesalahan kuping pendengar, tapi seratus persen karena kesalahan identifikasi dan interpretasi tentang suatu benda. :D Mungkin besok-besok kalau sempat, akan saya tanyakan pada tetangga saya, adakah yang mengenal bola bekel. Wajar kan, beda daerah beda istilah. Dan mudah-mudahan bola bekel tidak diistilahkan dengan dengan bola onde-onde. Kayaknya sih enggak.. hehehehe.




Tidak ada komentar: