Senin, 24 September 2018

Membuat Tempe Setipis Kartu ATM



Izinkan aku nulis yang rada menyerempet isu kekinian. Eh, kekinian atau udah agak ketinggalan ini yak? 😅 
Tentang tempe. Yang berbahan baku kedelai.

Menurutku,  juara tempe terenak masih dipegang oleh tempe yang sedari kecil memanjakan lidahku. Iya, tempe made in Lasem yang bungkus godhong (daun) jati. Tempenya kecil-kecil, kalau mau goreng ndak usah repot memotongnya. Harganya mungkin masih lima ratusan rupiah. Mau diapakan juga enak. Dimakan mentah-mentah aku pun doyan. Mbaaakk, doyan atau nganu sih. 😂

Yang istimewa dari kemasan tempe kecil adalah rasa jamurnya yang khas. Dan karena model kemasannya, jelas jamurnya jadi lebih banyak. Beneran banyak, meski nggak sebanyak serpihan kenanganmu saat dengerin lagu Sheila On Seven.  Ya kaaan? Ehemmm. 

Iseng aku nyoba nih, bikin tempe kemasan kecil. Yang mirip tempe mendoan gitu. Harapannya sih bisa setipis kartu ATM. Kartunya baaaaang, bukan isinya doong. Ya, kan? 

Jadi aku beli tempe bakal (tempe yang jamurnya belum nampak berkembang) di pasar. Harga dan ukuran masih sama ya gessss seperti sebelum rame-ramenya isu belanja-seratus-ribu-dapat-apa. Sebungkus harganya lima ribu. Rupiah. Bukan dolar atau euro. 

Sampai rumah aku bergegas nyari daun di halaman belakang. Tebas-tebas dapat beberapa lembar daun pisang. Jemur bentar biar agak layu. Mau dipanggang di atas api kompor, lha kompornya jenis kompor listrik yang ndak ada apinya gitu gessss. Nggak mashooook kata Pak Eko. 

Kemasan tempe bakalan harga lima ribu itu kubongkar. Butiran kedelai kutata di atas selembar daun kecil. Terus ditutup daun atasnya. Taruh lagi butiran kedelai hingga rata, terus tutup lagi dengan lembaran daun. Begitu seterusnya. 

Begitu-seterusnya bagiku itu cuman tiga ya gesss. Tiga kali menata butiran debu.. Eh kedelai.  Pegel wkwkwkwkwk. Jebul nggak segampang seperti yang dibayangkan. Kudu telaten ngono, gesss. 

Nampan wadah tempe yang kuharap bisa kayak tempe mendoan itu kusimpan dengan seksama. Butuh waktu  semalam untuk melihat jamurnya bekerja maksimal. 

Besoknya gesssss.... akhirnya jadi juga. 
Meski masih jauh dari harapan. 
Harapannya bisa setipis kartu ATM. Atau kalau memungkinkan bisa setipis ingatanmu kepada mantan.  Eaaaaa.... Jeru mbaakk, jeruuuuu... 

Namun, apa daya. Fakta berbicara lain. 

Tempe mendoanku hanya setipis tiga kartu BPJS. Tigaaaa!!  Atau bisa jadi lebih tebal. 
😁😁

Tidak ada komentar: