Terdengar suara seperti anak balita yang menangis
bersahut-sahutan dari arah samping.
Buru-buru saya gundah dan bertanya-tanya dalam hati,
“Widiwww..anak siapa seh yang nangis?”
Tapi tangisan tidak berhenti, malah menjadi-jadi.
Agak mengganggu kesibukan saya yang asyik nonton tipi,
nyari-nyari berita inpohtainmen terkini, sesekali update berita
bisnis-ekonomi-politik-sosbud-hankam biar nggak garing, dan kadangkala ngelirik
drama-drama korea yang mengharu biru, centil membihinil dan sedikit lebay.
Tiba-tiba Mbak Markonah, tetangga yang berjarak beberapa
rumah nyelonong masuk dan nimbrung ikut nonton berita inpohtainmen. Berita-berita
yang makin nggak penting, yang keliatan kurang reportase dan gawean, yang
mengandalkan isu-isu terkini dari ocehan di twitter, yang meramu berita dan
masalah berkepanjangan dari media sosial.
“Aduuh mbak, saya ini lho jadi nggak konsen nonton tipi, gara-gara
ada suara anak nangis dari tadi. Gak tau tuh anak siapa.” Saya pun langsung
berkeluh kesah.
“Hmmm..coba saya dengerin dulu lebih seksama.” Mbak Markonah
terdiam. Suara mirip
tangisan anak balita masih terdengar. “Hmmm…..anak siapa
ya?” Ternyata Mbak Markonah pun sedikit
bertanya-tanya.
“Harusnya emaknya jangan ngediemin, kaya saya ini lhooo. Saya ini sudah terkenal
di penjuru desa sebagai ibu teladan, ibu yang sukses, ibu yang patut jadi
contoh buat kalian semua.”
Blaaa…blaaaa..blaaaa. Lebayyy, batin saya. Tapi sudahlah,
sebentar lagi pasti dia pamitan.
Bener kan, Mbak Markonah pamitan pulang. Eh tapi nggak
pulang, karena dia mampir dulu ke warung Pak RW depan rumah.
“Woiii, sapa yang anak kecilnya masih main sore-sore begini?
Nooh, ada yang nangis kenceng banget, berkelahi. Ampe gebuk-gebukan.”
Serentak semua emak memeriksa anak masing-masing. Nihil.
Semua anak kecil dalam keadaaan aman dan terkendali.
“Mungkin ada anak diculik lalu dibuang di kampung sini?”
Pak RW bingung. Berjalan kesana kemari sambil mencari lembaran
uang yang terjatuh, eh salah..mencari ide kamsudnya.
Lantas Pak RW memasang pengumuman. Secepat kilat. Karena Pak
RW punya asisten ngetik yang bisa dihandalkan. Juga perlengkapan printer yang
merangkap potokopian. Selembar kertas yang difotokopi lalu ditempel di
mana-mana. Dan akhirnya lembar pengumuman itu sampe di jidat saya, eh ..
“Telah hilang anak kecil. Diduga diculik. Hubungi Mrs. Markonah.”
Belum hilang rasa kaget saya, tiba-tiba anak saya datang
tergopoh-gopoh.
“Maaaakk! Ada kucing-kucing di samping rumah, gak tau lagi
ngapain. Ribut banget.”
Oh, ternyata suara kucing-kucing yang entah-lagi-ngapain.
Dooohhhh….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar