Sabtu, 22 Desember 2012

Let's Enjoy Sorowako (2) : Danau Matano


Danau Matano. Yupsss… danau yang nampak biru kehijauan dari atas pesawat Indonesia Air. Danau yang dikelililingi pohon-pohon menghijau. Danau yang luas dan bersih. Salah satu pariwisata andalan Sulawesi Selatan.
Dari rumah yang kami tempati, tinggal jalan kaki saja. Dekat? Hehe kalo jauh mah naik pesawat atuh.. Melewati dua blok rumah, dan satu area sekolah plus GOR (gedung buat olah raga), maka sampailah kami di pinggir danau. Kira-kira 400 meter lah… hehe sayangnya saya gak bawa meteran waktu jalan.
Kesan pertama : bersih dan rapi. Gak semrawut. Yang jualan makanan/minuman berkeliling (asongan) euweuh alias gak ada. Gak ada [maap] pengemis mau pun gelandangan yang biasanya wajar kita jumpai di pusat keramaian. Gak ada pengamen. Pun, gak ada [maap] orang gila. Hehehe saya sering masuk area wisata yang ada [maap] orang gilanya, mending kalo dia pake baju dan nggak mengganggu. Kalo nggak? Hihihi bayangkan saja efek dramatisnya.
Kata suami saya, “Jangan berharap ada tukang parkir di sini.” Hehe.. emang sih. Lha wong masuk aja ndak.bayar kok, boro2 ada tukang parkir. Gratisss…tisss..tisss.
Yang bayar itu kalo kita mau beli jajan. Ada sederetan kios pedagang yang menjual makanan dan minuman ringan.
Daaaannn selalu ingatlah untuk membuang sampah di tempat sampah. Banyak tempat sampah yang disediakan, dan jelas-jelas ada tulisan ‘BUANGLAH SAMPAH PADA TEMPATNYA’, ‘TERIMA KASIH UNTUK TIDAK MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN’. Asli dweeh, sayang sekali jikalau danau yang bersih dan bening terkotori oleh sampah kita. Meskipun pihak pengelola menyediakan jasa kebersihan, mbokya sebagai warga masyarakat yang baik seharusnya ikut menjaga kebersihan lingkungan. Kata Pak Camat tetangga saya kan juga gitu…harus menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Sarana dan prasarana di sini sih bukan masuk kategori waaahh gitu lho, tapiiii…. Yang bikin saya terkesan adalah suwa dan sana eh suasana yang tenang, bersih, dan teratur. Nah, tiga hal ini kan sudah cukup memenuhi syarat rekreasi, refreshing dan relaksasi…(halaaaaah :p) Bayangkan saja jikalau kita datang di tempat wisata, lalu untuk mengobrol saja harus tereak-tereak karena kalah sama genjreng-genjreng lagu yang disetel?! Atau malah ilfil dengan area wisata yang penuh sampah?! Atau tempat wisata yang terlalu riuh sampai susah nyari tempat bersandar?! Atau ketika lagi asik-asiknya menikmati pemandangan, tiba-tiba ada orang gila mendekat dan buru-buru kita menyelamatkan diri?! –sok dramatis-

Danau Matano
Yang hobi berenang pasti betah lama-lama di sini. Airnya bersih. Yang takut dingin mending berenang siang-siang atau sore hari. Agak anget hehehe. Ada ban-ban yang disewakan. Ukuran besar dan kecil, harga sewanya kalo ndak salah 5-10 ribu. paling mahal lima ribu. Oya, disini orang-orang dewasa kalo berenang kebanyakan pake kostum yang relatif lebih sopan.  [dibandingkan dengan wisata-wisata air yang terkenal di kota-kota besar] Kebanyakan pake baju kasual sehari-hari, bukan swimsuit. Mungkin karena budaya lokal, atau emang kesadaran pribadi dan masyarakat pada umumnya. Entahlah, saya kira juga mirip-mirip dengan di Palopo. Atau karena ketidaktahuan saya saja hehehe
Ah, bagi yang gak bisa berenang gak usah galau. Toh masih bisa menikmati pemandangan sekitar. Bisa jalan-jalan di anjungan-anjungan yang menjorok ke danau. Memotret pun jadi kegiatan seru. Atau poto-poto narsis juga oke kok, asal jangan terlalu heboh aja, hihihi bisa mengganggu pemandangan. Saya sarankan sih kalo mau narsis, kreatip dikit laah..jangan sekedar monyong-monyongin mulut, ngeluarin lidah, atau apalah. Toh banyak pohon besar yang mau dipeluk buat poto narsis bersama wkwkwkwkk.
Sejauh mata memandang, yang tampak adalah air. Hehehe ya iyalah, kan DANAU bukan emol [mall]. Di kejauhan nampak deretan pegunungan. Nampak juga daerah di lereng-lereng yang dijadikan pemukiman.
Dasar danau yang berpasir dan berlumpur keliatan jelas. Ikan-ikan kecil yang berenang juga keliatan. Anak-anak kecil riuh berenang bersama orang tuanya. Dalam hati saya berkata, “Hebat ya, kecil-kecil udah pada pinter berenang. Saya saja yang udah kepala tiga masih pake gaya lama alias gaya batu.” Wkwkwkwkkk

Tidak ada komentar: