Rabu, 06 Mei 2020

Ambyar, Antara Nostalgia dan Rasa yang Layak Dijogeti

| Sewu kutho uwis takliwati
| Sewu ati taktakoni
| Nanging kabeh podo ra ngerteni
| Lungamu ning endi
| Pirang taun anggonku nggoleki
| Seprene durung biso nemoni
| Wis takcoba nglalekake
| Jenengmu soko atiku
|Saktenane aku ora ngapusi
|Isih tresno sliramu

Baper nggak dengan lagu Sewu Kutho? Nggak cuman baper, kalo saya malah ada rasa ambyar ambyarnya gitu.
Bukan karena saya punya kenangan khusus dengan lagu itu. Bukan juga saya punya alur cerita hidup yang sama kayak di lagu itu. Hamosok saya melanglangbuana ke seribu kota, dan seribu hati hanya untuk mencari seseorang, lalu patah hati dan mengenang cintanya sampai sekarang. Bukan. Wkwkwkwkwk.

 Sepertinya, lagu itu ngehits dan sering saya dengar lalu saya hafal liriknya, bersamaan dengan episode hidup saya yang diwarnai rasa ambyar... eh pait dan getir karena sesuatu. Rasa yang terwakili oleh sebait dua bait lagu sedih itu.

Yaah.. tidak cuma lagu itu saja sih. Ada beberapa lagu yang rasanya pernah jadi soundtrack di sepotong episode hidup saya dulu.
Lagu Kasih Tak Sampai-nya Padi misalnya. Lagu patah hati yang bercerita tentang kisah cinta dua manusia.  Di saat saya mendengarkan, saya teringat rasa patah hati sepatah-patahnya. Bukan karena cinta. Tapi karena lain hal dan lain cerita. Rasanya mirip. Ambyar, getir, putus asa, pasrah, tapi sekuat tenaga mencoba bertahan dan melanjutkan kehidupan.

Mendengarkan lagu-lagu sedih jaman lawas kadang seperti menggali kenangan. Di tempat yang dulunya tersembunyi, tertutup rapat, dan mungkin hanya diri sendiri yang tahu dan paham. Segetir-getirnya, seambyar-ambyarnya, senangis-nangisnya, seluka-lukanya. Lalu saat iramanya sudah bisa dijogeti tanpa kegetiran yang menguras air mata, kenangan itu cukup digali sesaat lalu dpindahkan ke tempat yang lebih layak dan tak lagi menjadi beban. Sekadarnya saja diingat dan sesekali dikenang. Ibarat menengok kaca spion, pandangan dan tujuan tetap ke depan. Segala kenangan yang manis dan pait memang itulah yang harus dilewati dan dirasakan.

Tidak ada komentar: