Senin, 26 Mei 2014

Susahnya Berkawan Monyet

Critanya neh dua kakak beradik mau main ke rumah tetangga sebelah. Pas di sebelah rumah, tapi terpisahkan halaman. Jarak pintu ke pintu kurang lebih sepuluh meter, atau lebih. Nah sore itu emaknya lagi leyeh-leyeh pencat pencet remot tipi.

“Mak, aye mau main ke sebelah ye, sama adek.” Anak yang gede minta ijin.

“Iye, boleh. Tapi jaga adeknya ye, nggak boleh nakal-nakal. Emak ntar nyusul.”

Nggak sampe semenit mereka dah berhamburan (emangnye tepung hihihihi) menuruni tangga rumah. Pake sandal, lalu melesat ke samping. Ciaaattt…

Eh, selang semenit kemudian mereka ribut berteriak.

“Maaaakkkkk………….emaaaaaakkkkk…!!”

Bukk…bukkkk…bukkk. Suara langkah mereka berlarian terburu-buru.

“Ada monyeeeettttttt!!!”

Emak langsung beranjak ke teras melongok keluar. Waduh…bener juga ntuh ada monyet di depan rumah tetangga. Yang paling besar, kayaknye kepala rombongan monyet. Lagi jalan perlahan sambil bawa sesuatu di mulutnya. Kayaknye juga nggak terpengaruh suara anak-anak. Cuek-cuek aja tuh.

Kalo anak-anak lagi nggak di luar rumah sih, emak nggak panik. Ngeliat si kecil terjatuh, buru-buru emak lari ke bawah. Nggak pake sandal, nggak sempet juga pake kerudung. Untung sepi, tertutup pohon-pohon hihihii. Duh, Gustiii…maap.

Anak yang gede dah sampe tangga rumah, sementara anak yang kecil masih tertatih bangun. Nangis kejer. Berhubung anak-anak dah aman, emak naik lagi ke rumah.

Si kecil masih nangis.

“Huuu..huu..huuu..takut monyeettt.”

“Udeehh..pan dah aman. Monyetnya juga jauh. Kite pan dah di dalam rumah.” Emak menghibur.

“Sandalnya ketinggalan..huuuu..huuu..ntar kalo diambil monyet gimana???”

Olalaaaaa… Emak buru-buru turun lagi. Kali ini nggak lupa pake sandal dan kerudung. Misinya ngambil sandal di perbatasan, antara rumah sendiri dan rumah tetangga.

Misi berhasil. Anak yang gede malah ketawa-tawa. Dan si kecil mulai tenang. Jadinya kami nonton monyet dari teras rumah. Monyet-monyet riuh di belakang rumah tetangga. Entah apa yang diambilnya. Jangan-jangan buah nanas di halaman tetangga? WHATTT?!!

Buru-buru ngasih inpo ke tetangga.

“Nyak, nanasnya diambil monyet tuh.”

“Waduh, harus segera diselamatkan nih.” Sahutnya

Masih ada beberapa sisa buah nanas. Bersenjatakan pisau, misi kedua segera dilaksanakan!!
* * *

Kamis, 01 Mei 2014

Penyakit TB Bisa Disembuhkan



Apabila di antara kita ada yang dinyatakan sebagai penderita  TB, tidak perlu risau dan galau. Sekarang ada obat gratis yang disediakan pemerintah. Jadi tinggal kemauan Anda untuk berikhtiar mendapatkan kesembuhan, di antaranya dengan rutin periksa ke dokter setiap bulannya dan rutin pula meminum obat sesaui anjuran dokter.

Jika Anda  termasuk orang yang susah dengan rutinitas meminum obat, maka hendaknya perlu didampingi oleh kerabat, saudara atau teman yang bisa mengingatkan jadwal minum obat Anda. Anak-anak kecil yang belum dewasa tentu saja membutuhkan pendamping minum obat supaya asupan dosis obat terjamin setiap harinya. Begitu juga untuk lansia atau orang-orang yang berkebutuhan khusus.

Namun jika Anda adalah orang dewasa tanpa kekurangan spesifik tapi kesulitan mendapatkan pendamping minum obat, tak perlu galau. Menurut pengalaman saya, justru tekad dan semangat yang kuat yang lebih penting.Ingat selalu akan jadwal minum obat, kalau perlu jadwal ditempel besar-besar di tempat2 yang mudah terlihat.

Anda juga tak perlu minder. Tak perlu menutup diri. Tak perlu selalu berkeluh kesah, karena sugesti positif dalam diri Anda mendukung proses penyembuhan. Berdoalah dan berusahalah sekuat tenaga. Jangan lupa minum obat secara rutin dan jangan sampai terputus hingga dokter menyatakan Anda sembuh. Tak perlu kuatir dengan masa depan Anda, karena TB bisa disembuhkan.

Nah, sebaliknya  apabila di antara kita mendapati teman, kerabat, atau saudara di sekitar kita yang menderita TB maka sedapat mungkin berikanlah dukungan kepada mereka. Memang TB bisa menular, tapi kita tak perlu menjauhi penderita TB. Jika penderita TB sudah mendapatkan pengobatan rutin beberapa minggu pertama, maka kuman TB menjadi tidak aktif untuk ditularkan.

Dukungan yang bisa kita berikan bisa bermacam-macam. Berikanlah sugesti positif kepada penderita bahwa TB bisa disembuhkan. Jadilah pendamping minum obat yang mengingatkan penderita tentang jadwal rutin minum obat setiap harinya selama beberapa bulan. Jika diperlukan berikanlah informasi sebanyak-banyaknya tentang penyakit TB yang benar dan akurat kepada penderita dan orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kita bisa berperan serta dalam edukasi masyarakat dalam rangka memutus rantai penularan dan penyebaran TB